Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) membeberkan faktor utama pemicu kenaikan harga cabai yang mencapai Rp 70 ribu-Rp 120 ribu per kilogram (kg) karena musim hujan. Produksi cabai di beberapa sentra membusuk sehingga gagal panen.
Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman mengklaim produksi cabai sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan. Dari datanya, petani menanam cabai 11 ribu-12 ribu ton per bulan.
"Produksi cukup. Kita selalu tanam 11 ribu-12 ribu ton dan kita pantau jumlah tanamnya," ujar dia saat ditemui di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (16/11/2016).
Baca Juga
Amran menuturkan, para petani mengalami gagal panen cabai lantaran hujan yang terus mengguyur, termasuk di daerah sentra cabai, antara lain di Jawa Barat, Jawa Timur, dan lainnya.
"Kesulitannya di panen. Kalau hujan tidak boleh panen, busuk cabainya, jadi kesulitannya di iklim. Panen cabai kan harus cerah minimal dua hari, nah sekarang hujan terus, akibatnya busuk," jelas dia.
"Cabai diangkut dari lumbung-lumbung cabai di Jawa Barat, Jawa Timur. Kalau stop panen sehari sampai tiga hari kan ada jeda, sehingga membuat harga cabai naik," kata Amran.Â
Advertisement