Liputan6.com, Jakarta Pasar modal bisa menjadi alternatif baru pembiayaan infrastruktur di dalam negeri. Hal ini seiring penurunan kemampuan perbankan nasional.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad mengatakan, pembiayaan dari pasar modal merupakan bentuk pembiayaan jangka panjang. Sektor ini bisa diandalkan untuk membiayai pembangunan infrastruktur seperti jalan, pelabuhan dan lain-lain.
"Kita butuh pembiayaan jangka panjang melalui pasar modal yang ada di depan. Dari perbankan tidak terlalu besar karena loan to value sudah tinggi. Makanya bangunan pelabuhan dan lain-lain perlu dana jangka panjang," ujar dia dalam acara Ekonomi Outlook bertajuk Ekonomi Indonesia Menyongsong 2017 di SCTV Tower, Jakarta, Kamis (17/11/2016).
Baca Juga
Muliaman menyatakan, jika melihat hal ini maka diperlukan pendalaman pasar modal agar bisa lebih likuid. Namun demikian, permodalan dari sektor perbankan juga masih bisa dilirik untuk pembiayaan infrastruktur.
"Likuiditas bank masih terjaga. Saya lihat situasi agak beda dibandingkan tahun lalu. Ibu Menkeu sudah ambil koreksi yang cukup signifikan, sehingga resikonya tidak lebih besar dari tahun lalu," kata dia.
Menurut dia, masalah likuiditas ini masih harus ‎menjadi perhatian ke depannya. Namun resiko-resiko yang akan timbul ke depannya bisa dimitigasi dengan pasar yang lebih likuid.
‎"Kredit tumbuh 7 persen-9 persen, ini belum menarik oleh masyarakat. Tapi tidak akan ada tekanan yang ekstrim. Jangka menengah panjang isu likuiditas jadi perhatian tapi kita mitigasi dengan pasar yang lebih likuid," tandas dia.(Dny/Nrm)
Advertisement