Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati optimistis perekonomian Indonesia akan tumbuh 5,1 persen pada 2017. Pertumbuhan tertopang konsumsi dan investasi sebagai sumber pertumbuhan utama.
Pemerintah tetap akan memantau perkembangan kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih, Donald Trump yang dinilai akan berpengaruh terhadap seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia.
"Tahun depan kita bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen, tepatnya 5,1 persen. Dengan sumber pertumbuhan masih fokus ke sektor di dalam negeri karena lingkungan global diperkirakan masih tidak pasti," ujar Sri Mulyani saat ditemui di SCTV Tower, Jakarta, seperti ditulis Jumat (18/11/2016).
Advertisement
Baca Juga
Menurut Sri Mulyani, kebijakan Donald Trump selama masa kampanye lebih kepada retorika untuk melakukan stimulus ekonomi di dalam negeri. Kebijakan proteksi dan lainnya yang sangat berbeda dengan kebijakan Presiden sebelumnya Barrack Obama.
"Ini tentu akan menimbulkan ekuilibrium karena ekonomi AS yang terbesar. Bagi kita, AS merupakan destinasi ekspor nomor 4, dan tentu akan mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung melalui keseimbangan arus modal karena banyak dana di dunia akan mengalami keseimbangan baru lewat perubahan kebijakan di AS," dia menjelaskan.
Tidak ingin terseret arus dampak negatif akibat perubahan kebijakan AS dan ketidakpastian ekonomi dunia, Sri Mulyani mengaku, pemerintah akan memperkuat konsumsi rumah tangga dan pemerintah, investasi di dalam negeri melalui belanja pemerintah di bidang infrastruktur.
Pemerintah juga mengundang pihak swasta untuk berperan penting dalam investasi pengembangan industri manufaktur, konstruksi, perdagangan, pariwisata, transportasi, komunikasi, dan sektor lainnya yang masih berpotensi tumbuh positif.
Pemerintah lewat transfer ke daerah diharapkan dapat mengangkat pembangunan pinggiran dan seluruh daerah dengan berbagai potensi pertumbuhan ekonomi.
"Kita berharap di sektor pangan atau pertanian banyak menciptakan lapangan kerja mengalami pertumbuhan relatif kuat. Jadi ekonomi domestik ditopang oleh investasi yang seimbang antara pemerintah, BUMN dan swasta, dan sektor industri sehingga menciptakan kesempatan kerja," tutur dia.
Karenanya, Sri Mulyani mengaku, pemerintah menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 sebagai instrumen penting untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi. Dalam APBN tahun depan, defisit anggaran didesain pada level 2,4 persen, dan penerimaan pajak serta belanja negara yang seimbang antara pusat dan daerah.
"APBN untuk kebutuhan investasi di infrastruktur, investasi di sumber daya manusia, seperti pendidikan, kesehatan, air bersih, mengurangi masalah gizi pada anak, sampai subsidi untuk kelompok miskin. Dengan begitu, menciptakan pertumbuhan ekonomi, mengurangi kesenjangan, dan melindungi kelompok miskin dari guncangan dalam dan luar negeri, itulah strategi perekonomian Indonesia," tandas Sri Mulyani.(Fik/Nrm)