Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah terus membenahi sistem logistik di dalam negeri. Hal ini dilakukan untuk menurunkan biaya logistik Indonesia yang jauh lebih tinggi dibanding dengan negara lain ‎di ASEAN.
Direktur Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Heru Pambudi mengatakan, ‎untuk membenahi logistik di Indonesia memang bukan hal mudah. Berbeda dengan Singapura, masalah sistem logistik yang dihadapi oleh Indonesia jauh lebih kompleks.
‎"Kita beda dengan Singapura karena mereka lebih mudah. Tapi kita sudah lebih baik sekarang.‎ Yang kita hadapi adalah Malaysia, Vietnam, Myanmar baru bangun dari tidur‎. Ini perlu kita antisipasi‎," ujar dia dalam acara Coffe Morning Indonesian National Shipowners Association (INSA) di Jakarta, Jumat (18/11/2016).
Baca Juga
Untuk membuat sistem logistik lebih baik sekaligus menurunkan waktu bongkar muat di pelabuhan (dwelling time), Indonesia mencontoh apa yang telah dilakukan oleh Korea Selatan. Negeri Ginseng tersebut telah mempunyai sistem integrasi pelabuhan yang dikelola dengan baik oleh pihak swasta namun‎ tetap berada di bawah pengawasan pemerintahnya.
‎"Korea Selatan punya sistem integrasi antar barang, barang dikirim dari negara asal, begitu kapal sampai, diproses bea cukai sampai kontainer tracking bisa di-manage pemerintah melalui swasta. Mereka bisa lebih efisien, trackingnya bisa di-prepare. Kita belum punya itu‎," kata dia.
Oleh sebab itu, Heru meminta semua pihak yang terlibat dalam sistem logistik ini untuk bisa saling bersinergi. Dengan sinergi yang baik maka logistik Indonesia bisa lebih efisien.
"Penting lakukan sinergi di pelabuhan. Sinergi itu tidak perlu sistem yang satu tunduk pada yang lain, yang perlu colok-colokan itu disambung-sambungkan. Tahun kemarin peringkat kemudahan berbisnis Indonesia di 106, sekarang di 91. Presiden minta di 40. Itu juga ditentukan oleh bapak-bapak yang di sini (pelaku usaha pelayaran dan logistik)‎," ujar dia. (Dny/Ahm)
Advertisement