Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah, Bank Indonesia (BI) dan otoritas Jasa keuangan (OJK) terus melakukan koordinasi untuk menghadapi berbagai tantangan dan gejolak ekonomi nasional. Salah satu gejolak yang mungkin bisa terjadi adalah adanya rencana gerakan penarikan uang besar-besaran (rush money) pada 25 November 2016.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan, di tengah kondisi ekonomi Indonesia yang cukup bagus ini, sudah hal biasa jika ada satu pihak yang mengisukan hal-hal yang merugikan Indonesia.
Salah satu isu tersebut adalah adanya rencana penarikan uang besar-besaran pada 25 November nanti. Dalam isu tersebut setiap masyarakat diminta untuk menarik uang dari simpanan mereka di perbankan sebesar Rp 2 juta per orang.
Advertisement
Rencana tersebut merupakan aksi lanjutan demo besar-besaran pada 4 November kemarin. Dalam demo tersebut beberapa organisasi masyarakat menuntut pengusutan penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama atau (Ahok).
Baca Juga
"Pemerintah, Bank Indonesia dan OJK siap siaga menghadapi gejolak apapun dari dunia. Kalau ada isu itu, biasa lah di AS kan ada perubahan segala macam, itu sudah mulai dikembangkan, intinya jangan terlalu terburu-buru, jangan terpengaruh," papar Darmin, di Istana Negara, Jumat (18/11/2016).Â
"Jangan terlalu sensitif terhadap isu macam-macam. Tidak ada alasan untuk terjadi rush. Kalau ada yang hembuskan itu dalam situasi seperti ini normal saja," lanjut dia.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo mengungkapkan dirinya telah menggelar rapat komite stabilisasi sistem keuangan beberapa waktu lalu. Dari hasil rapat tersebut dihasilkan sistem keuangan Indonesia saat ini sangat baik.
Agus juga menjelaskan, saat ini kondisi ekonomi Indonesia dalam kondisi baik. Di tengah dunia yang terus menunjukkan pelemahan pertumbuhan setiap tahun, Indonesia justru mengalami peningkatan.
Tidak hanya itu, fundamental ekonomi Indonesia cukup baik dengan dibuktikan angka inflasi yang sampai saat ini terus terjaga di kisaran 3 persen. Di sisi lain, neraca transaksi pembayaran juga terjaga. "Jadi saya tegaskan, tidak ada dasar kegiatan yang disebut rush," tegas Agus.
Dia menghimbau kepada masyarakat untuk tidak terpengaruh dengan isu atau ajakan-ajakan yang tidak jelas sumber asalnya. Agus juga meminta masyarakat berpartisipasi dalam mempertahankan ekonomi RI. (Yas/Gdn)