Sukses

Curhatan Bos Pertamina soal Sulitnya Bangun Kilang di RI

Dirut Pertamina Dwi Soetjipto mengakui untuk membangun kilang minyak di Indonesia bukanlah perkara mudah.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto mengakui untuk mewujudkan perimntaan Presiden RI Joko Widodo membangun kilang minyak lebih banyak lagi tidaklah gampang.

Dalam Sarasehan Alumni Teknik Elektro ITS di SCTV Tower, dia bercerita banyak kendala yang harus dihadapi, baik dari sisi eksternal maupun internal perusahaan itu sendiri.

Dwi bahkan mengaku tidak mudah mengubah kultur kerja di Pertamina dalam memasok minyak bagi masyarakat Indonesia. "Kita itu sudah import minded, ada beberapa di Pertamina itu sendiri mengenai pembangunan kilang‎ belum sepenuhnya mendukung. Karena menganggap impor saja lebih gampang," kata Dwi Soetjipto, Sabtu (19/11/2016).

Berbagai pandangan di internal tersebut yang sempat membuat banyak pertimbangan yang harus ditentukan Dwi. Di sisi lain, pembangunan kilang itu sendiri membutuhkan investasi yang tidak sedikit.

Meski demikian, Dwi bertekad akan tetap merealisasikan proyek penambahan kilang demi mewujudkan kemandirian energi Indonesia di masa datang.

Sampai saat ini, dia terus meyakinkan kepada seluruh karyawan Pertamina mengenai pentingnya pembangunan kilang minyak. "Kami sebagai pimpinan di Pertamina sesungguhnya tidak mudah‎, memang butuh perjuangan panjang," tegas dia.

Sementara itu di kesempatan yang sama‎  Deputi I Kepala Staf Presiden Bidang Pengelolaan dan Pengendalian Program Prioritas,‎ Darmawan Prasojo mengungkapkan memang sudah menjadi keharusan bagi Pertamina untuk membangun kilang minyak tersebut.

"Kalau dibilang sudah belasan tahun kita ini tidak punya kilang, adapun saat ini itu kilang nenek-nenek, sedikit-sedikit encok dan lain sebagainya, jadi ini harus," tambah dia.

Untuk itu, Darmawan mengacungi jempol Dwi Soetjipto sampai saat ini terus berusaha untuk mewujudkan perintah Presiden tersebut. Darmawan juga akan mendukung langkah apapun yang dilakukan Pertamina demi mempercepat‎ kemandirian energi Indonesia.