Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah dalam beberapa hari terakhir. Pada hari ini, rupiah kembali melemah di kisaran 13.400 per dolar AS.
Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Indonesia (UI)Â Riant Nugroho menilai, pelemahan nilai tukar rupiah yang cukup dalam hingga ke level Rp 13.438 karena masyarakat maupun investor diliputi ketakutan. "Pemerintah harusnya bekerja menghilangkan ketakutan itu. Kalau rupiah melemah terus, berarti ketakutan masyarakat tidak bisa diturunkan," ujar Riant saat ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (21/11/2016).
Sebagai contoh, kata Riant, ketakutan masyarakat dan investor bertambah akibat pernyataan pemerintah bahwa aksi demo dugaan penistaan agama yang dilakukan secara besar-besaran ditunggangi aktor politik.
Advertisement
"Kata-kata itu memperkuat ketakutan masyarakat. Ya kalaupun itu benar, kenapa sih harus diomongin. Sudah lah tidak usah banyak ngomong, lebih baik selesaikan. Jika ngomong, bicaralah yang mendinginkan," harap Riant.
Baca Juga
"Kasus ini akan lebih besar kalau pemerintah tidak berlatih kata-kata lebih dingin lagi. Dalam kondisi seperti ini, pemerintah tidak akan mengeluarkan aturan, tapi menjaga pernyataan supaya yang keluar bukan yang ngawur, tidak boleh nakut-nakutin. Pakailah slogan revolusi mental," pintanya.
Sebelumnya, Ketua Umum Kadin Rosan P Roeslani mengatakan, nilai tukar saat ini tidak terlalu mempengaruhi bisnis pengusaha. Pasalnya, pengusaha telah memproyeksi nilai tukar rupiah di kisaran Rp 13.300 sampai Rp 13.700 per dolar AS.
"Sampai level sekarang sih masih belum, pengusaha udah asumsi garis besar level sekarang 13.300 per dolar AS hingga 13.700 per dolar AS yang para pengusaha tahu. Untuk business plan ke depan. Dan memang sepertinya masuk dalam range itu," kata dia dalam Rakornas Kadin di Hotel Sari Pan Pacific Jakarta, Senin (21/11/2016).
Pelemahan rupiah saat ini menguntungkan pengusaha yang bergelut di bidang ekspor. Lantaran, mereka akan mendapat keuntungan dari selisih kurs.
"Kalau untuk ekspor tentunya senang terutama perusahaan komoditas pertambangan yang ekspor mereka senang. Tapi satu pihak banyak juga ekspor tapi raw material bahan impor mengalami kendala," kata Rosan.
Menurut Rosan, pelemahan rupiah bukan kendala utama pengusaha. Dia menuturkan, yang paling dikhawatirkan pengusaha justru stabilitas pergerakan nilai tukarnya.
"Tapi bagi kami kembali lagi, kami bukan masalah rate-nya tapi masalah fluktuasi. Fluktuasi tinggi menjadi masalah ke kita. Memprediksi untuk kepentingan usaha bisnis agak susah," tutup dia.
Untuk diketahui, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka di angka 13.436 per dolar AS pada perdagangan hari ini, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.428 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah berada di kisaran 13.404 per dolar AS hingga 13.461 per dolar AS. Jika dihitung sejak awal tahun, rupiah masih mampu menguat 2,57 persen. (Fik/Gdn)