Liputan6.com, Jakarta - Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mencatatkan total nilai utang pemerintah pusat sampai dengan posisi Oktober 2016 sebesar Rp 3.439,78 triliun. Realisasi utang ini turun tipis sebesar Rp 5,04 triliun dibandingkan posisi September yang senilai Rp 3.444,82 triliun.
Dari data DJPPR, Jakarta, seperti dikutip Rabu (23/11/2016), dalam denominasi dolar AS, total nilai utang pemerintah pusat yang sebesar Rp 3.439,78 triliun di periode Oktober ini ikut susut menjadi US$ 263,56 miliar dibanding pencapaian bulan sebelumnya US$ 265,03 miliar.
Data tersebut menunjukkan, utang pemerintah pusat itu berasal dari pinjaman sebesar Rp 731,98 triliun atau US$ 56,09 miliar hingga bulan kesepuluh ini. Sementara realisasi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp 2.707,81 triliun atau setara US$ 207,48 miliar.
Advertisement
Baca Juga
Pencapaian nilai pinjaman tersebut turun Rp 11,81 triliun dari realisasi September 2016 yang sebesar Rp 743,79 triliun. Sedangkan nilai SBN pada periode Oktober ini sedikit membengkak Rp 6,78 triliun dari penerbitan SBN hingga September lalu sebesar Rp 2.701,03 triliun.
Data DJPPR menyebutkan, pinjaman senilai Rp 731,98 triliun, terdiri dari pinjaman luar negeri Rp 727,20 triliun. Ini terdiri dari pinjaman bilateral sebesar Rp 326,84 triliun, multilateral Rp 354,57 triliun, komersial bank Rp 45,67 triliun dan suppliers Rp 0,11 triliun. Adapun pinjaman dalam negeri tercatat sebesar Rp 4,77 triliun.
Utang pemerintah pusat yang bersumber dari penerbitan SBN senilai Rp 2.707,81 triliun, terdiri dari utang dalam denominasi valuta asing Rp 706,45 triliun dan Rp 2.001,35 triliun dari SBN dengan denominasi rupiah.
Nilai utang hingga Oktober yang tercatat Rp 3.439,78 triliun setara dengan rasio 27,7 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang mencapai Rp 12.627 triliun. (Fik/Gdn)