Liputan6.com, New York - Harga minyak kembali turun pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Pelaku pasar was-was dengan hasil pertemuan organisasi lembaga pengekspor minyak (OPEC) yang akan berlangsung pada 30 November nanti.
Mengutip Wall Street Journal, Rabu (23/11/2016), harga minyak untuk jenis light sweet untuk pengiriman Januari turun 21 sen atau 0,4 persen ke level US$ 48,03 per barel. Di awal Sesi, harga light sweet sempat menyentuh level US$ 49,20 per barel.
Sedangkan untuk harga minyak Brent yang merupakan patokan harga di global, ditutup naik 22 sen atau 0,4 persen ke level US4 49,12 per barel.
Advertisement
Baca Juga
Sepanjang perdagangan Selasa, investor terus meraba-raba hasil pertemuan OPEC di Wina, Austria yang berlangsung di akhir bulan ini. Para pelaku pasar sangsi bahwa pertemuan tersebut bisa mengontrol produksi minyak.
Dalam beberapa hari terakhir, harga minyak terus terdorong naik. Hal tersebut karena pelaku pasar berspekulasi bahwa pertemuan nanti akan mampu mengimbangi penguatan dolar AS, peningkatan produksi dan penurunan permintaan.
Di pertemuan Wina, OPEC akan membahas mengenai pemotongan produksi sebesar 4,5 persen. Hal tersebut merupakan konsensus yang telah dihasilkan pada pertemuan sebelumnya. Dalam pertemuan kali ini akan membagi porsi-porsi dari setiap negara.
"Memang ada komentar positif dari beberapa pejabat OPEC mengenai hasil pertemuan tersebut. Namun di luar itu juga ada beberapa kekhawatiran," jelas analis sektor energi CHS Hedging, Tony Headrick.
Ia melanjutkan, sejauh ini pelaku pasar menginginkan hasil yang positif dari pertemuan tersebut. Oleh karena itu secara perlahan harga minyak merangkak naik.
Delegasi dari Nigeria mengungkapkan kepada Wall Street Journal, hal yang menarik perhatian dari banyak pihak saat ini adalah perbedaan data produksi dari masing-masing anggota. Dari data lembaga independen berbeda dengan data yang dimiliki oleh masing-masing anggota. (Gdn/Ndw)