Sukses

Rush Money Tak Terbukti

Jika masyarakat bisa dengan tenang menghadapi isu rush money, maka stabilitas perekonomian Indonesia bisa terus terjaga.

Liputan6.com, Jakarta - Gerakan penarikan uang secara besar-besaran dan serentak di industri perbankan (rush money) tidak terbukti kebenarannya. Di dalam media sosial menyebar ajakan untuk melakukan rush money pada Jumat (25/11/2016). 

Corporate Secretary PT Bank Mandiri Tbk Rohan Hafas mengatakan, aktivitas bank saat ini berjalan dengan normal. Dia mengatakan, tidak ada penarikan uang besar-besaran sebagaimana isu dimaksud itu.

"Tidak ada, normal-normal semua, dan isu itupun banyak yang hoax," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Jumat (25/11/2016).

Rush money merupakan satu hal yang mengancam perekenomian. Jika rush money terjadi maka akan menimbulkan efek berkelanjutan.

"Jadi perbankan itu perekonomian kalau ganggu perbankan ganggu perekonomian. Bukan mengganggu segelintir orang, yang terendah terbawah juga berdampak. Pabrik juga berdampak. Istilahnya begitu, jadi bukan sesedarhana itu. Tapi alhamdullilah normal," jelas dia.

Sementara itu, Rohan mengatakan kondisi perbankan nasional saat ini sudah sangat kuat. Hal itu terbukti ketika bank diterpa krisis tahun 1998. "Perbankan Indonesia sangat kuat, saya nggak sebut satu bank pun, semuanya kuat karena semua sudah pernah krisis 98," ujar dia.

Bukan hanya itu, dia mengatakan struktur keuangan bank sedang baik-baiknya. Di Bank Mandiri sendiri, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) berada pada level 22 persen atau jauh di batas minimal 10 persen. "Kalau perbankan kan likuiditasnya, rasio CAR jauh di atas minimum. Jadi kita kuat," tandas dia.

Sebelumnya pada 21 November 2016, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati meminta masyarakat untuk tidak termakan isu penarikan uang dari bank secara masif (rush money). Menurut dia, tidak ada alasan yang kuat bagi masyarakat untuk menarik uang yang selama ini disimpan di bank.

Sri Mulyani mengatakan keamanan uang yang disimpan di perbankan nasional telah dijamin oleh pemerintah. Oleh sebab itu, masyarakat tidak perlu khawatir akan kondisi perbankan di dalam negeri.

"Saya ulangi sekali lagi, keamanan uang dari masyarakat yang ada dalam sistem perbankan dijamin dan dijaga pemerintah. Kita juga mengharap masyarakat menjaga dan menjaminnya," ‎ujar dia di kawasan Kuningan, Jakarta, Senin (21/11/2016).

Sri Mulyani menyatakan jika masyarakat bisa dengan tenang menghadapi isu rush money ini, maka stabilitas perekonomian Indonesia bisa terus terjaga. Namun jika tidak, masyarakat juga yang akan dirugikan.

‎"Supaya ini menimbulkan tidak hanya masalah ketenangan, tapi juga kemakmuran bagi masyarakat. Termasuk umat Islam yang dihasut untuk melakukan hal yang berpotensi untuk merusak sendi-sendi ekonomi kita sendiri, yang pada akhirnya sangat merugikan masyarakat Indonesia," kata dia. (Amd/Gdn)

Â