Sukses

Hal Ini Penyebab Sektor Maritim Indonesia Mundur

Sektor maritim alami pelemahan dan mencapai puncaknya pada 1998.

Liputan6.com, Jakarta - Kejayaan Indonesia di sektor maritim seolah telah kehilangan taring. Padahal, dulu Indonesia atau yang dikenal dengan Nusantara diakui kemaritimannya. Hal itu terlihat melalui napak tilasnya di berbagai negara.

Staf Ahli Ketahanan Nasional Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam) Laksamana Muda TNI Agus Setiadji mengatakan, lemahnya sektor maritim di Indonesia salah satunya disebabkan oleh melemahnya pertahanan di sektor tersebut.

Dia menerangkan, selama Orde Baru alokasi untuk penguatan pertahanan menurun. Padahal, alat utama sistem pertahanan (alutsista) mesti mendapat perawatan.

"Kekuatan pertahanan maritim mulai turun pada saat di mana Orde Baru tidak ada penambahan alokasi khusus untuk membangun kekuatan pertahanan. Di mana alutsista kita menurun. Sementara alutsista harus dipelihara setiap saat," kata dia dalam acara bertajuk "Membedah Sejarah Armada Nusantara" yang digelar Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman di Museum Bahari Jakarta, Jumat (25/11/2016).

Dia menuturkan, pada kisaran tahun 1970-1980 Indonesia tidak melakukan pengadaan alusista strategis. Lemahnya pertahanan Indonesia membuat Indonesia tidak disegani oleh negara lain.

"1970-1980 setelah pengadaan kapal korvet, setelah itu tidak ada pengadaan alutsista strategis dan itu makin menurun. Itu membuat kelautan kita tidak disegani di lingkungan kita. Bahkan negara lain pun menganggap kekuatan kita tidak sepadan dengan luas wilayah kita," kata dia.

Dia melanjutkan, puncak kelemahan maritim Indonesia pada 1998. Pada masa itu Indonesia hanya bergantung pada kapal-kapal lama untuk menjaga keamanan laut.

"Dan pada 1998 itu mencapai puncaknya di mana kekuatan pertahanan maritim kita dalam kondisi sangat rendah bahkan kapal kita hanya bergantung kapal lama. Ini menyebabkan posisi kekuatan pertahanan maritim kita rendah," ujar dia.  (Amd/Ahm)