Liputan6.com, Jakarta - Pasar properti khususnya apartemen akan memasuki era siklus baru pada 2017, yakni tumbuh secara gradual dan kembali menjadi ladang investasi paling prospektif. Emerging district di sekitar pintu masuk utama Jakarta dinilai paling potensial untuk meraup keuntungan yang tinggi.
Hal tersebut diungkapkan Director Head of Research and Consultancy Savills Indonesia, Anton Sitorus dalam diskusi bertajuk “Economy Outlook 2017” di Jakarta, seperti ditulis Minggu (27/11/2016).
Dia menuturkan, pembangunan infrastruktur yang marak di Ibukota Jakarta dan sekitarnya menjadi landasan positif bagi perkembangan sektor properti pada 2017 terutama di segmen residensial.
Kebijakan pemerintah yang pro bisnis dan ekspektasi tinggi dari program amnesti pajak juga diprediksi bakal menjadi katalis penggairah sektor properti. Respon pasar untuk apartemen diperkirakan kian membaik.
Baca Juga
Faktor menarik yang membuat outlook properti 2017 cukup baik antara lain pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan pemerintah di atas 5 persen.
Nilai PDB Indonesia merupakan negara terbesar di kawasan Asia Tenggara. Kemudian kebijakan pemerintah yang pro bisnis terlihat dari penerbitan Keputusan Presiden (Keppres) bagi kepemilikan properti asing yang berlaku universal, serta rasio PDB terhadap KPR Indonesia yang masih kecil yaitu 2,8 persen per 2015 dibandingkan Singapura 45,9 persen dan Malaysia 37,8 persen.
Saat ini, keseluruhan jumlah apartemen di Jakarta yang terbangun mencapai 120 ribu unit. Hingga semester I 2016 pasokan unit baru yang masuk tercatat 6.000 unit apartemen.
Jumlah ini, ungkap Anton, sangat kecil dibandingkan pertumbuhan properti pada periode yang sama di Singapura. Ini sekaligus menunjukkan pasar apartemen di Jakarta dan sekitarnya masih bisa bergerak lebih luas ke depan.
Menurut Anton, sepanjang 2016 kinerja properti melambat antara lain karena berkaitan pertumbuhan perekonomian negara.
Advertisement
Di beberapa lokasi nonprime area, pasar sekunder diakui mengalami perlambatan. Akan tetapi, dirinya yakin serapan pasar properti dan harga di pasar primer masih tetap stabil, terutama di prime area. Sejak akhir 2016 Anton melihat adanya pergerakan pasar ke arah positif.
"Kebutuhan hunian masih tinggi dan akan terus meningkat sebagai dampak dari pertambahan penduduk dan masih tingginya tingkat migrasi (pekerja, kuliah) ke Jakarta," ucap Anton.
Dekat Moda Transportasi
Dekat Moda Transportasi
Menyinggung apartemen yang baik sebagai “ladang” investasi, dia mengungkapkan selain harganya harus terjangkau, proyek apartemen sebaiknya berada di kawasan pengembangan baru (emerging district) dan pintu masuk ke Jakarta seperti kawasan Cawang-MT Haryono, Jakarta Timur.
Jika dikaitkan dengan supply by area, ungkap Anton, hanya Jakarta Timur yang berpotensi menjadi kawasan pengembangan baru secara umum mengingat makin langkanya lahan di kawasan Jakarta lainnya.
"Properti-properti disekitar atau dekat dengan mass rapid transit (MRT) atau light rail transit (LRT) punya potensi mengalami pertumbuhan harga yang luar biasa," papar dia.
Presiden Direktur Pikko Land, Nio Yantony mengatakan kawasan sekitar Cawang-MT Haryono yang berlokasi tidak jauh dari area segitiga bisnis (CBD) Jakarta merupakan pintu masuk (golden gate) pergerakan masyarakat yang tinggal di Cibubur, Depok dan Bekasi.
Pembangunan infrastruktur penghubung tol Becakayu dan LRT yang direncanakan selesai pada 2018, ungkap dia, jelas mengerek harga lahan dan properti di kawasan pengembangan kawasan hunian terintegrasi, Signature Park Grande (SPG) yang sedang dibangun perusahaan tersebut.
"Kawasan hunian ini terintegrasi dengan transit oriented development (TOD) yang dikelilingi infrastruktur seperti pusat perkantoran, pusat perbelanjaaan maupun stasiun transit (stasiun kereta, LRT, pintu tol dan pemberhentian angkutan lainnya),"ucap Yantony.
Akses CBD Jalan MT Haryono selalu ramai selama 24 jam. Ruas jalan bebas 3in1 dan TransJakarta Koridor 9 menjadi akses utama menuju Polda Metro Jaya, Gatot Subroto dan Plaza Semanggi. Sedangkan jalan tol dalam kota menghubungkan seluruh wilayah Jakarta.
Pikko Land mengusung onsep One Stop Living untuk membangun dua menara hunian The Light dan Green Signature, selain pusat bisnis dan komersial, serta lifestyle center bagi keterpaduan kawasan.
Serah terima unit Menara The Light direncanakan sudah dilakukan pada Januari 2017, sedangkan Menara The Green Signature ditargetkan pada Juli 2017. Kedua tower ini dipasarkan dengan harga mulai Rp 700 jutaan hingga Rp 1,6 miliar sesuai tipe. Sementara untuk ruang bisnis dan komersial seluas 44 m2 sampai 90 m2 dipasarkan sekitar Rp 3,3 miliar hingga Rp 6,7 milliar.