Liputan6.com, Jakarta Manajemen PT Angkasa Pura I memutuskan tidak akan menghilangkan Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta kendati saat ini akan membangun bandara baru Yogyakarta di Kulon Progo. Perseroan menegaskan tetap akan mengoperasikan Bandara Adi Sucipto.
Direktur Keuangan & TI Angkasa Pura I Novrihandri mengatakan, perseroan akan mengintegrasikan dua bandara tersebut. Nantinya, dua bandara akan terhubung baik dengan akses kereta maupun dengan tol.
"Iya (pindah), tapi tetap enggak mematikan yang lama, tetap kita hidupkan sebagai general aviation," kata dia di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Senin (28/11/2016).
Advertisement
Lebih lanjut, dia mengatakan Angkasa Pura akan bekerja sama dengan institusi lain untuk menyambung dua bandara tersebut.
"Kebetulan di luar lahan kita, tapi tinggal masing-masing kalau kereta dari Kereta Api (KAI), tol dari Jasa Marga. Kira-kira gitu kita lagi inline kan semua itu," kata dia.
Novrihandri mengatakan, perseroan tengah berupaya membebaskan lahan untuk proyek Bandara Baru Yogyakarta yang diharapkan selesai pada akhir tahun ini. Proses kontruksi diharapkan mulai pada tahun 2017. Rencananya, Bandara Baru Yogyakarta akan rampung pada tahun 2019 dengan kapasitas 15 juta. "Rp 15 juta 3 kali yang sekarang," ujar dia.
Untuk pembangunan Bandara Baru Yogyakarta, perseroan membutuhkan biaya investasi sebesar Rp 9,3 triliun. Biaya investasi ini masuk dalam hitungan perseroan untuk investasi sampai tahun 2020 mencapai Rp 25 triliun.
"Untuk tahun 2017 capital expenditure (capex) Rp 8,2 triliun," tandas dia.
Sebagai tambahan, perseroan sendiri telah mendapat kredit sindikasi sebesar Rp 4 triliun pada tahun ini. Selain itu, perseroan juga telah menerbitkan obligasi I senilai Rp 2,5 triliun dan sukuk ijarah I sebesar Rp 500 miliar. Perseroan juga berniat kembali menerbitkan obligasi pada tahun depan dan bekerja sama dengan BUMN karya lain untuk mengejar target investasi.