Liputan6.com, Jakarta Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) tengah mendalami kejadian pengibaran bendera China pada acara groundbreaking smelter PT Wanatiara Persada di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara. Hal ini diduga terkait dengan adanya tenaga kerja asing (TKA) ‎asal Tiongkok pada proyek smelter tersebut.
Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri mengatakan, pihaknya tengah terjun ke lapangan untuk melakukan pengecekan terkait kejadian tersebut. Sebab, hingga saat ini belum ada laporan dari pengawas tenaga kerja di daerah terkait TKA asal Tiongkok dalam proyek tersebut.
"Itu lagi kami cek. Saya belum dapat laporan pengawasnya‎," ujar dia di Kantor Kemenperin, Jakarta, Selasa (29/11/2016).
Advertisement
Diberitakan sebelumnya, pada acara groundbreaking smelter PT Wanatiara Persada di Pulau Obi pada Jumat 25 November 2016 sempat membuat heboh. Sebab di lokasi acara ternyata ada bendera Tiongkok yang ikut dikibarkan bersama dengan bendera Merah Putih.
Baca Juga
Semuanya berawal ketika para tamu undangan mulai datang di lokasi peresmian di Desa Kawasi, Kecamatan Pulau Obi. Pejabat yang hadir antara lain Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba, Bupati Halmahera Selatan Bahrain Kasuba serta pimpinan SKPD Pemprov Malut.
Namun, mereka yang hadir dikagetkan oleh pemandangan adanya bendera Tiongkok yang berkibar di tiang bendera berdampingan dengan bendera Merah Putih. Bahkan, ukuran bendera Tiongkok ini lebih besar dari bendera Merah Putih.
Ternyata, tak hanya di lokasi acara, bendera China lainnya juga terpasang di dermaga setempat. Warga yang hadir pun protes dan meminta bendera Tiongkok tersebut diturunkan.
Setelah terjadi pembicaraan antara pihak PT Wanatiara Persada dengan aparat keamanan dari TNI-Polri, diputuskan bendera itu harus diturunkan.
Menurut keterangan tertulis dari Dinas Penerangan Angkatan Laut RI, penurunan bendera di lokasi acara dilaksanakan oleh personel keamanan PT Wanatiara Persada.
"Sedangkan bendera yang berkibar di dermaga, penurunannya turut dibantu Sertu Mar Agung Priyantoro agar bendera tidak menyentuh tanah. Proses penurunan bendera China ini berjalan aman dan lancar," jelas Dispen TNI AL dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Sabtu (26/11/2016).
Dalam insiden ini, PT Wanatiara Persada menegaskan bertanggung jawab dan meminta maaf atas kejadian tersebut. Gubernur Malut Abdul Gani Kasuba hingga kini belum dapat dihubungi untuk dimintakan konfirmasi atas kejadian tersebut. (Dny/Gdn)