Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali menguat pada perdagangan Selasa ini. Namun penguatan tersebut tertahan karena adanya sentimen negatif dari dalam negeri.Â
Mengutip Bloomberg, Selasa (29/11/2016), rupiah dibuka di angka 13.525 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.532 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah berada di kisaran 13.522 per dolar AS hingga 13.570 per dolar AS> Jika dihitung sejak awal tahun, rupiah masih menguat 1,77 persen.
Advertisement
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah di patok di angka 13.549 per dolar AS. Patokan pada hari ini melemah jika dibandingkan dengan patokan kemarin yang berada di angka 13.467 per dolar AS.
Baca Juga
Dolar AS tergelincir setelah selama tiga pekan sebelumnya terus menguat. Rupiah melemah terhadap yen Jepang, dan juga euro. Penguatan dolar AS kemarin setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS.
Selain itu, penguatan dolar AS juga terjadi setelah keluarnya beberapa data ekonomi AS yang menunjukkan perbaikan. Membaiknya data tersebut meningkatkan estimasi dari pelaku pasar akan kenaikan suku bunga Bank Sentral AS pada Desember nanti.
"Ada aksi ambil untung secara besar-besaran setelah kenaikan yang cukup lama bukan hanya karena pemilu AS tapi juga karena The Fed," jelas Analis Mata Uang Banco Santander SA, London, Inggris, Stuart Bennett.
Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, rupiah menguat pada Senin mengikuti penguatan kurs di Asia terhadap dolar AS.
Namun beberapa kekhawatiran domestik seperti angka inflasi dan rencana demonstrasi Jumat minggu ini yang juga dibarengi permintaan dolar musiman menjelang akhir bulan membuat penguatan rupiah tertahan. (Gdn/Ndw)