Liputan6.com, Jakarta - Setelah mendapatkan pekerjaan pertama dan mulai hidup mandiri, menikah adalah keputusan yang selanjutnya diambil oleh generasi milenial. Ketika berencana untuk menikah atau bahkan sudah menikah, perkara hunian pasti masuk ke dalam daftar rencana.
Tinggal di rumah orangtua atau mertua dan mengontrak memang menjadi solusi bagi yang belum mampu membeli rumah. Namun ketika tabungan untuk DP rumah sudah terkumpul, banyak orang yang tidak jeli menghitung biaya-biaya lainnya sehingga berakhir dengan membeli rumah di luar kemampuan beserta cicilan besar.
Lalu bagaimana tips menabung beli rumah yang tepat bagi generasi milenial? Berikut ulasannya seperti dikutip CekAja.com:
Advertisement
Baca Juga
Hitung semua biaya
Banyak orang hanya fokus pada harga rumah. Misalnya ketika tahu harga rumah incarannya ada di angka Rp 400 juta, mereka hanya menghitung berapa DP yang diperlukan dan berapa cicilan untuk tenor yang diambil. Padahal ada biaya-biaya lain yang juga lumayan mahal, seperti biaya proses KPR, biaya akta jual beli, biaya notaris, biaya balik nama, dan lain-lain.
Kalau biaya tersebut tidak dihitung sejak awal, akhirnya Anda malah mengorbankan tabungan DP (Down Payment). Sehingga yang asalnya ingin membayar DP dalam jumlah besar supaya cicilan lebih kecil, malah harus membayar DP sedikit dan cicilan per bulan menjadi mahal.
Hitung cicilan
Supaya tidak memberatkan di kemudian hari, hitung cicilan saat bunga flat dan saat bunga floating. Karena perbedaannya bisa cukup jauh, jadi sejak awal Anda harus mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk. Kecuali jika memang sejak awal Anda mengambil KPR syariah sehingga jumlah cicilan tetap sampai akhir masa tenor. (Baca juga: Rumah Masuk Gang Sempit tapi Berencana Beli Mobil? Pertimbangkan Hal Ini)
Hitung biaya transportasi jika tinggal di sana
Rumah yang berada jauh di pusat kota biasanya memang lebih murah, tapi Anda harus mempertimbangkan biaya transportasi sehari-hari. Jika diakumulasikan, mungkin ongkos transportasi ditambah cicilan hampir sama dengan cicilan rumah di pusat kota.
Ingat, kamu akan tinggal di sana bertahun-tahun. Sepuluh tahun kemudian, cicilan Rp 3 juta sebulan mungkin akan terasa kecil. Tapi yang jelas, biaya transportasi akan semakin mahal mengikuti inflasi.
autodebet
Memberlakukan autodebet
Meski niat menabung DP rumah sudah bulat, godaan untuk menggunakan uang akan selalu ada. Oleh karenanya, berlakukan autodebet sehingga setiap kali menerima gaji, sehingga sebagian uang akan langsung ditarik ke rekening tabungan. (Baca juga: PNS Lebih Gampang Ajukan Kredit Rumah, Ini Alasannya)
Memangkas pengeluaran kecil
Jika dalam seminggu Anda biasa minum kopi tiga kali dengan harga sekali minum Rp 40.000, maka dalam sebulan Anda sudah menghabiskan Rp 480.000 hanya untuk kopi. Jika kebiasaan ini dikurangi menjadi sekali seminggu, Anda sudah berhemat Rp 320.000 sebulan.
Jika uang Rp 320.000 dimasukan ke dalam instrumen investasi dengan imbal hasil 20 persen, dalam lima tahun Anda akan mendapatkan Rp 33.105.337. Jumlah ini sangat lumayan untuk menambah tabungan DP rumah bukan?
Advertisement
Cari produk investasi
Cari produk investasi tanpa komisi
Alternatif lainnya adalah memilih investasi tanpa fee atau komisi. Karena bisa saja fee atau komisi yang dibayarkan ternyata lebih mahal dari imbal hasil yang didapatkan.
Autodebet
Membayar utang dan berinvestasi di waktu bersamaan membutuhkan disiplin. Kalau salah perhitungan, yang ada Anda malah kekurangan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Supaya uang untuk bayar utang dan investasi tidak terpakai, berlakukan autedebet dari rekening. Cara ini membuat Anda tetap konsisten dan memudahkan Anda untuk membuat anggaran.