Sukses

Harga Buah Lokal Mahal, Begini Penjelasan Pemerintah

YLKI meminta pemerintah memotong rantai distribusi buah agar harganya terjangkau masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah mengakui masih ada buah lokal yang dijual dengan harga tinggi sehingga sulit terjangkau masyarakat. Hal tersebut dikatakan akibat panjangnya rantai distribusi penjualan buah tersebut.

Kepala Bidang Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) Islana Ervandiari mencontohkan jeruk Brastagi.

Harga jeruk itu di tingkat petani hanya Rp 5.000 sampai Rp 10 ribu per kg. Namun, usai sampai di Jakarta harganya mencapai Rp 40 ribu per kg.

"Kita berusaha memutus rantai distribusi. Memang betul karena distribusi terlalu panjang, contohnya jeruk dari Brastagi. Kalau nggak salah Rp 5.000 sampai Rp 10 ribu per kg di petaninya. Sampai Jakarta bisa Rp 40 ribu rantai pasok terlalu panjang," jelas dia dalam acara 'Menyoal Keamanan pada Buah Segar' di Cikini Jakarta, Senin (5/12/2016).

Persoalan lain, kata dia, jeruk tersebut hanya bisa dikembangkan di daerah asal. Sebab itu sulit untuk menurunkan harga jualnya.

"Kedua jeruk Brastagi hanya bisa ditanam di Brastagi. Nggak bisa Jakarta. Jadi orang Jakarta yang mau makan jeruk Brastagi harus didatangkan dari Brastagi," dia menjelaskan.

Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menginginkan supaya akses masyarakat terhadap buah semakin besar, sehingga konsumsi masyarakat akan buah terus naik.

Dia pun meminta pemerintah memotong rantai distribusi buah. Hal itu untuk membuat harga buah relatif rendah dan masyarakat mudah mengakses buah.

"Rekomendasi YLKI adalah memutus rantai distribusi yang panjang. Karena dari hulu sampai diterima konsumen ada 9 rantai distribusi yang jadi sangat mahal dan kualitas menurun," tandas dia.(Amd/Nrm)