Liputan6.com, Jakarta - Perekonomian Indonesia masih mendapat tantangan baik berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Oleh karenanya, perlu sejumlah strategi untuk menghadapi tantangan tersebut.
Presiden Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Didik J Rachbini mengatakan, perekonomian global sedang tidak menentu. Beberapa faktor yang membuat ekonomi global tidak menentu antara lain disebabkan oleh keluarnya Inggris dari Eropa, kemudian terpilihnya presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Bukan hanya itu, saat ini ada gejala deglobalisasi di mana kini negara-negara cenderung memproteksi diri.
"Ada pula gejala deglobalisasi atau arus balik globalisasi di mana setiap negara proteksi diri," kata dia di depan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Jakarta, Selasa (6/12/2016).
Dia mengatakan, salah cara untuk menghadapi ketidakpastian global itu ialah memperkuat perekonomian domestik. Pasalnya, Indonesia memiliki pasar yang besar.
"Model ekonomi yang kita miliki harus kita jaga dan didayagunakan yaitu pasar domestik yang sangat besar," ujar dia.
Kemudian dia mengatakan perlunya mendorong pembangunan melalui instrumen fiskal.
Lebih lanjut, perlu pula dorongan debirokratisasi. Dia menyebutkan, biaya logistik di Indonesia relatif tinggi sehingga Indonesia kalah saing.
"Logistik kita masih 300 persen lebih tinggi dari Singapura. Kalau diturunkan separuh saja maka pertumbuhan ekonomi kita akan lebih bagus," tandas dia.
Ini Tantangan Ekonomi yang Kini Dihadapi Indonesia
Perekonomian Indonesia masih mendapat tantangan baik berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.
Advertisement