Sukses

100 Ekonom Bertemu Jokowi Bahas Ekonomi RI

Presiden Jokowi membuka acara sarasehan dengan 100 ekonom untuk berdiskusi mengenai Proyeksi Ekonomi Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka acara sarasehan ‎atau pertemuan dengan 100 ekonom untuk berdiskusi mengenai Proyeksi Ekonomi Indonesia 2017 dengan tema menguji ketangguhan ekonomi Indonesia.

Pertemuan tersebut berlangsung di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (6/12/2016). Dihadiri oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita, Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi  Eko Putro Sandjojo.

Adapula Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad, serta menteri Kabinet Kerja lainnya.

Sementara 100 ekonom Indonesia yang hadir, diantaranya Ekonom dari PT Bank Permata Tbk Josua Pardede, Kepala Ekonom PT Bank Danamon Tbk Anton Hendranata, Kepala Ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan, Pengamat Ekonomi dari Universitas Padjajaran Ina Primiani, Direktur Eksekutif INDEF Enny Sri Hartati, dan Ekonom lainnya.

Founder INDEF, ‎Didik J Rachbini mengungkapkan, ekonomi Indonesia sedang diuji secara eksternal maupun internal. Terjadi perkembangan ekonomi di masa kini, diantaranya Brexit, kemenangan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS), dan gejala deglobalisasi atau aarus balik globalisasi.

"Setiap negara memproteksi diri, barang ekspor kita jadi susah masuk. Ekspor kita yang tadinya US$ 200 miliar, kini menjadi US$ 150 miliar. Sementara Korea yang ekspornya US$ 500 miliar, masih agresif mencari pasar," jelasnya

Didik menyarankan, pemerintah dapat menggunakan modal ‎untuk mendayagunakan pasar domestik yang besar untuk mengerek pertumbuhan ekonomi nasional.

"APBN juga harus efisien, karena di Pak Soeharto saat usai pemerintahannya, APBN-nya hanya Rp 80 triliun, tapi di era Jokowi sekarang APBN capai Rp 2.000 triliun," cetus Didik.

Menurutnya, 100 ekonom akan duduk bersama untuk memberi sumbang saran demi perekonomian Indonesia lebih baik.

Pernyataan ini disambut baik Presiden Jokowi. "Ingatkan saya hal-hal ekonomi makro dan mikro apabila keluar dari relnya. Kapanpun 24 jam saya terima dengan senang hati untuk perbaikan negara dan bangsa," pungkas Jokowi.