Liputan6.com, Jakarta Kondisi global dinilai masih akan memberikan dampak terbesar bagi perekonomian di Indonesia.Â
Â
Ketidakpastian ekonomi Amerika Serikat (AS), rencana kenaikan suku bunga Federal Reserve (FEd) dan melemahnya perekonomian China, adalah beberapa hal diantaranya.
Â
"IMF mengumumkan jika kondisi ekonomi (Indonesia) baik, dari sisi moneter, fiskal dan struktur. Ini sebuah informasi yang baik, tapi juga nggak usah senang dulu dengan kata-kata seperti ini. Sebab risiko ekonomi sebagian besar berasal dari eksternal, ketidakpastian ekonomi kebijakan di AS, suku bunga The Fed, dan melemahnya ekonomi china," ujar Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Jakarta, Selasa (6/12/2016).
Â
Baca Juga
Â
Meski demikian, menurut Jokowi, kondisi ini harus tetap disikapi dengan rasa optimisme. Apalagi, kondisi serupa juga terjadi hampir di seluruh negara lainnya.
Â
"Kepala pemerintahan hampir mirip-mirip keluhannya. Melemahnya ekspor, sulitnya mencari investasi, uang masuk," dia menambahkan.
Â
Di Indonesia, lanjut Jokowi, akan memfokuskan diri dalam menarik investasi sebesar-besarnya.
Jokowi mengaku sudah memberikan perintah kepada Tim Ekonomi terutama Kepala BKPM untuk mengejar target investasi bisa masuk sepenuhnya ke Indonesia.
Pada tahun depan, Indonesia menargetkan investasi yang masuk mencapai Rp 670 triliun, kemudian naik di 2018 menjadi Rp 840 triliun.