Liputan6.com, New York - Harga minyak turun dari level tertinggi dalam satu tahun terakhir pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Penurunan harga minyak tersebut karena adanya sikap skeptis dari pelaku pasar akan kesepakatan OPEC.
Mengutip Wall Street Journal, Rabu (7/12/2016), harga minyak mentah jenis light sweet untuk pengiriman Januari turun 86 sen atau 1,7 persen ke angka US$ 50,93 per barel di New York Mercantile Exchange. Sedangkan harga minyak Brent yang merupakan patokan dunia, kehilangan kekuatan US$ 1,01 atau 1,8 persen ke angka US$ 53,93 per barel di ICE Futures Europe.
Penurunan ini terjadi untuk pertama kalinya setelah selama empat sesi perdagangan sebelumnya mencetak kenaikan dan mampu menembus rekor tertinggi dalam setahun ini. Dalam empat sesi perdagangan tersebut harga minyak mampu kembali berada di atas level US$ 50 per barel setelah beberapa bulan terus tertekan.
Advertisement
Baca Juga
Pada pekan kemarin, negara-negara yang tergabung dalam organisasi pengekpor minyak (OPEC) telah sepakat untuk mengurangi kuota produksi. Setelah kesepakatan tersebut diambil, banyak pedagang dan analis menjadi percaya diri sehingga mendorong kenaikan harga minyak.
Namun setelah beberapa hari dari kesepakatan tersebut berjalan, Sikap skeptis muncul dan beberapa analis dan pedagang lain terlihat tidak percaya akan kesepakatan dari OPEC tersebut. Oleh karena itu, harga minyak pun kembali tertekan.
Penurunan harga minyak tersebut juga karena adanya peningkatan stok minyak di AS. Beberapa pialang menyebutkan bahwa stok minyak mentah di Cushing Oklahoma, AS mengalami kenaikan sekitar 3 juta barel pada pekan kemarin.
"Saya selalu mengatakan bahwa harga minyak akan mengalami kenaikan setelah adanya berita mengenai pemangkasan produksi tersebut. Namun tak lama kemudian akan kembali tertekan sampai para pelaku pasar benar-benar menemukan bukti bahwa pemangkasan produksi itu benar-benar ada." jelas kepala analis Energy Aspects, London, Amrita Sen.
Hal tersebut sudah terbukti pada perdagangan selasa ini. Para broker dan pelaku pasar tidak menemukan bukti dari rencana OPEC tersebut. "Ini menunjukkan bahwa OPEC belum bisa dipercaya," tambah dia. Dampaknya, harga minyak pun kembali tertekan. (Gdn/Ndw)