Sukses

Jelang Natal, Warga Manado Sulit Dapatkan BBM dan Elpiji

Kelangkaan BBM yang terjadi beberapa hari terakhir karena adanya keterlambatan kapal pengangkut.

Liputan6.com, Manado - Menjelang hari raya Natal dan Tahun Baru, warga di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) sulit untuk mendapatkan Elpiji dan bahan bakar minyak (BBM). PT Pertamina (Persero) langsung turun tangan mengatasi masalah kelangkaan bahan bakar tersebut. 

Salah seorang warga Kecamatan Sario, Manado, Sulawesi Utara, Nancy Luntungan mengatakan, kelangkaan Elpiji dan BBM tersebut sudah sejak pekan lalu. "Sudah sejak pekan lalu kami kesulitan mendapatkan Elpiji. Kalaupun dapat, harus antri lama,” ujar Nancy seperti ditulis Liputan6.com pada Rabu (7/12/2016). 

Selain harus antri, untuk mendapatkan Elpiji dan BBM pun juga harus merogoh kocek lebih dalam dari biasanya. Alasannya, permintaan tinggi namun pasokan berkurang. 

Marketing Branch Manager Sulawesi Utara, Tengah, dan Gorontalo (Suluttenggo) Pertamina Pramono Wibowo mengatakan, seperti tahun-tahun sebelumnya, konsumsi Elpiji dan BBM mengalami kenaikan menjelang Natal.

“Tahun ini kami melakukan antisipasi dengan melakukan penambahan stok. Sejak November lalu, stok Elpiji kami tambah sekitar 10 persen. Hal itu kami lakukan dalam rangka Natal,” ujar Wibowo.

Dia mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk melakukan pengamanan agar penyaluran Elpiji berjalan lancar. Selain itu, Pertamina juga mengusahakan agar depot penjualan Elpiji dan BBM bisa beroperasi selama 24 jam.

Terkait adanya kelangkaan BBM yang terjadi beberapa hari terakhir, ini hal itu dikarenakan adanya keterlambatan kapal pengangkut pertamax ke daerah Sulut akibat faktor cuaca.

“Walaupun pertamax kurang, tapi Premium cukup. Namun saat ini volume Pertamax sudah normal. Sejak Minggu 4 Desember kebutuhan Pertamax dan Pertalite sudah teratasi,” tambah dia.

Ke depan, kata Wibowo, Pertamina akan melakukan antisipasi dengan melakukan penambahan kapasitas penampungan di Kota Bitung. Apalagi, kata dia, saat ini sekitar 49 persen masyarakat mulai beralih menggunakan pertalite.

Meski Pertamina mengklaim masalah sudah teratasi, berdasarkan pantauan di sejumlah SPBU antiran panjang pemilik kendaraan bermotor masih terjadi. “Kami masih kesulitan mendapatkan Pertalite, yah terpaksa menggunakan Pertamax yang harganya sedikit lebih mahal,” ujar Kifly Madina, warga GPI Mapanget, Manado. (Yoseph Ikanubun/Gdn)