Liputan6.com, Jakarta - Badan Standardisasi Nasional (BSN) mendorong seluruh industri kertas dalam negeri untuk menerapkan standar‎d nasional Indonesia (SNI) untuk produk kertasnya. Ada sertifikasi SNI ini menjadi jaminan bagi konsumen akan produk kertas yang aman dan berkualitas.
Deputi Bidang Penerapan Standar dan Akreditasi BSN, Kukuh S Ahmad mengatakan pada era pasar yang semakin terbuka seperti saat ini, diperlukan jaminan produk bagi konsumen dan proteksi bagi produk lokal. Salah satunya dengan penggunaan SNI.
Menurut dia, penerapan SNI bagi industri sangat bermanfaat terutama agar produk yang dihasilkannya bisa bersaing di pasar global.
"Kalau produk kita tidak menerapkan standar di era globalisasi ini, akan sulit bersaing. Paling tidak kita harus jeli melihat keunggulan yang dimiliki kompetitor dari luar, misalnya kualitas bagus, kapasitas produksinya yang lebih besar, sumber daya manusianya lebih sedikit, sehingga mereka bisa mengeluarkan produk dengan harga murah. Serta bagaimana cara berproduksi secara efisien, ini yang harus kita pelajari dengan baik, ujar dia di Jakarta, Kamis (8/12/2016).
Baca Juga
Kukuh menyatakan, SNI merupakan satu-satunya standar yang berlaku secara nasional di Indonesia, yang dirumuskan oleh Panitia Teknis dan ditetapkan oleh BSN. Tujuannya yaitu untuk melindungi masyarakat terkait kesehatan, keselamatan, keamanan, dan lingkungan.
Salah satu industri kertas yang dinilai bisa menjadi contoh dari penerapan SNI ini yaitu Pindo Deli Karawang yang merupakan salah satu unit industri Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas‎.
"Saya rasa Pindo Deli Karawang menjadi role model yang sangat baik karena hampir semua standar yang dibutuhkan oleh customer atau buyer mereka penuhi. Tidak hanya SNI untuk produknya misalnya Bola Dunia yang sudah lama mendapatkan lisensi SNI, tetapi juga proses lainnya yang mendukung seperti manajemen secara umum dan manajemen lingkungan," kata dia.
Sementara itu, GM Corporate Affairs APP Sinar Mas, Yuki Wardhana menuturkan, selama ini penggunaan kertas dinilai akan merusak lingkungan. Namun sebenarnya hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Sebab ada juga industri kertas seperti Pindo Deli menggunakan bahan baku kayunya hanya dari Hutan Tanaman Industri (HTI), bukan hutan alam yang dilestarikan.
"Untuk menghasilkan kertas yang berkualitas tinggi, bahan baku yang kami gunakan adalah kayu serat pendek dan kayu serat panjang. Untuk kebutuhan serat pendek diproduksi dari HTI kami, sementara sisanya sebanyak 10 persen serat panjang harus impor dari negara empat musim, seperti Kanada dan Eropa," jelas dia.
Mengingat bahan baku kayu yang mengharuskan impor, lanjut Yuki, standarisasi yang sama turut diterapkan terhadap bahan baku impor. Pihaknya juga memberikan persyaratan yang sama kepada produsen, yaitu kayu harus berasal dari HTI.
‎
Saat ini pasar produk Pindo Deli Karawang telah mencakup pemasaran untuk kebutuhan lokal 35 persen dan ekspor 65 persen. Tujuan negara ekspor di dunia juga didukung kantor pemasaran yang tersebar di 40 kota besar di dunia.
Advertisement