Sukses

Menperin Ingin Australia Bisa Bantu Produk RI Mendunia

Indonesia dan Australia bersepakat untuk menciptakan peluang baru seperti di bidang investasi dan perdagangan.

Liputan6.com, Jakarta Indonesia dan Australia berkomitmen untuk meningkatkan kerangka kerja sama melalui Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA).

Kedua negara bersepakat untuk menciptakan peluang baru seperti di bidang investasi dan perdagangan.

“Kolaborasi ini diharapkan bisa mendorong produk industri kita ke pasar global, dengan Australia berperan menyediakan bahan baku yang berkualitas dan Indonesia sebagai c(pusat pengolahan),” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto seperti dikutip Kamis (8/12/2016).

Ini dikatakan Menperin usai bertemu dengan Menteri Perdagangan, Pariwisata dan Investasi Australia Steven Ciobo yang didampingi Duta Besar Australia untuk Indonesia Paul Grigson, kemarin.

Menurut Airlangga, terdapat usulan potensi kerja sama teknik yang pencapaiannya dijadwalkan selesai sebelum penandatanganan perjanjian IA-CEPA. Perundingan kelima IA-CEPA telah dilaksanakan pada 31 Oktober-4 November 2016 di Bandung.

Sedangkan, perundingan keenam akan dilaksanakan di Australia pada Februari 2017.

“Selain mengangkat isu penurunan tarif gula dan kerja sama mengenaic  Indonesian Food Innovation Center, dalam perkembangannya yang juga menjadi early outcomes Kemenperin adalah vocational education and training di bidang industri,” ungkap dia.

Oleh karena itu, Indonesia menargetkan partisipasi kerja sama dari pihak Australia yang meliputi peningkatan investasi di sektor industri pengolahan, pengembangan standarisasi mutu produk dan kompetensi tenaga kerja sehingga dapat bersaing di pasar global.

“Kami juga mengharapkan, Australia dapat menyediakan beasiswa pendidikan master dan doktoral terutama bidang ilmu industri baik untuk masyarakat maupun aparatur pemerintah di Indonesia,” ujarnya.

Sementara itu, Steven menjelaskan, kunjungan keduanya ke Indonesia untuk membangun momentum lebih lanjut dalam upaya menyelesaikan perjanjian IA-CEPA di tahun 2017.

“Prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat memberikan kesempatan yang menarik bagi eksportir Australia,” tuturnya.

Dengan populasi lebih dari 255 juta, termasuk kelas menengah yang mencapai 45 juta dan diperkirakan akan tumb   rmembantu eksportir Australia memasok kebutuhan Indonesia di bidang barang dan jasa termasuk sektor industri.

“Perjanjian tersebut juga akan menciptakan peluang bagi bisnis Australia dan Indonesia bekerja sama untuk memasuki peluang yang berkembang ke utara kami,” terangnya.

Australia merupakan salah satu negara sumber investasi bagi Indonesia. Data BKPM periode 2010-2015 menunjukkan realisasi investasi US$ 2,1 miliar terdiri dari investasi di sektor pertambangan, kimia dasar dan infrastruktur. Dari komitmen investasi, tercatat sebesar US$ 7,7 miliar dari sektor industri logam, properti dan sektor peternakan.

Angka realisasi investasi pada triwulan I tahun 2016 dari Australia tercatat sebesar US$ 59,98 juta terdiri dari 131 proyek investasi dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 5.070 orang.

Secara keseluruhan total investasi yang masuk triwulan pertama 2016 tercatat mencapai Rp 146,5 triliun atau meningkat 17,6 persen dari periode sebelumnya sebesar Rp 124,6 triliun.