Liputan6.com, Bali - Pemerintah telah merilis surat utang negara (SUN) dalam bentuk valuta asing dolar Amerika Serikat (AS). Surat utang ini untuk menjamin ketersediaan anggaran pada tahun depan.
Adapun surat utang ini diterbitkan dalam tiga seri, yakni RI0122, RI 0127, dan RI0147. Adapun masing-masing memiliki memiliki tenor 5 tahun, 10 tahun, dan 30 tahun.
Baca Juga
Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Robert Pakpahan mengatakan, pricing date untuk surat utang tersebut pada 1 Desember 2016. Lalu settlement atau penerbitan dilakukan 8 Desember 2016.
Advertisement
"General, waktu kita launching tersebut sambutan investor positif, market agak volatil setelah US election, dan belum pernah ada setelah US election belum ada sovereign yang menerbit global bond. Kita cukup berani RI issue cukup dikenal investor," kata dia di Bali, Jumat (9/12/2016).
Lebih lanjut, untuk tenor 5 tahun nominal yang diterbitkan sebesar US$ 0,75 miliar, tenor 10 tahun US$ 1,25 miliar, dan tenor 30 tahun sebesar US$ 1,50 miliar. Kupon yang ditawarkan secara runtun, yakni 3,70 persen, 4,35 persen, dan 5,25 persen. Jumlahnya menjadi US$ 3,5 miliar
Imbal hasil untuk tenor 5 tahun ialah 3,75 persen, tenor 10 tahun 4,40 persen, dan tenor 30 tahun 5,30 persen. Harga obligasi tenor 5 tahun yakni 99,767 persen, tenor 10 tahun 99,592 persen, dan tenor 30 tahun  99,246 persen.
Berdasarkan distribusinya, tenor 5 tahun sebanyak 48 persen diserap Amerika Serikat (AS), Eropa 27 persen, Asia 22 persen, dan Indonesia 3 persen. Tenor 10 tahun 38 persen AS, 18 persen Eropa, 26 persen Asia dan 18 persen Indonesia. Kemudian, untuk tenor 30 tahun, sebanyak 29 persen untuk AS, 12 persen Eropa, 58 persen Asia, dan 1 persen Indonesia.
"Transaksi kali ini dilakukan pada waktu tepat di tengah ketidakpastiaan pasar global, walaupun ada kemungkinan kenaikan tingkat suku bunga AS. Pemesanan atau order book cukup bagus. Transaksi ini dalam rangka pre-funding jadi issues bukan APBN 2016, tapi untuk kebutuhan APBN 2017," kata dia.