Sukses

Hadapi Natal dan Tahun Baru, Garuda Tambah 26 Ribu Kursi

Penambahan kursi Garuda Indonesia dilakukan tidak hanya untuk rute-rute penerbangan domestik, melainkan juga rute internasional.

Liputan6.com, Jakarta - Maskapai Garuda Indonesia akan menambah penerbangan untuk menghadapi libur Natal dan Tahun Baru 2017. Penambahan penerbangan tersebut untuk beberapa rute domestik dan juga internasional.

Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo menegaskan, penambahan penerbangan atau ekstra flight akan dilakukan mulai dari 18 Desember hingga 8 Januari 2017. "Jadi Natal dan Tahun Baru kali ini kami perkirakan tumbuh 10-15 persen dibandingkan tahun lalu," kata Arif di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin (12/12/2016).

Penambahan kursi itu dilakukan tidak hanya untuk rute-rute penerbangan domestik, melainkan juga rute internasional. Jika ditotal, jumlah kursi tambahan untuk Natal dan Tahun Baru mencapai 28 ribu kursi.

Beberapa rute domestik yang akan ditingkatkan kapasitasnya diantaranya ke Medan, Silangit dan Denpasar. Arif menyatakan bahwa rute-rute ini banyak ditumpangi masyarakat yang akan merayakan Natal.  "Kalau ke internasionalnya kita hanya tambah ke Singapura,"‎ tegas Arif.

Penambahan kursi ini diharapkan Arif dapat meningkatkan kinerja Garuda Indonesia pada 2016, mengingat maskapai plat merah itu mengawali tahun ini dengan kinerja kurang memuaskan.

Sementara untuk long weekend kali ini, Arif mengaku tingkat keterisian beberapa rute yang dijalankan lebih dari 80 persen. Dia meyakini, seiring efisiensi yang dilakukan perusahaan ditambah dengan datangnya musim liburan, bisa membawa angin segar bagi Garuda Indonesia.

Untuk diketahui, Garuda Indonesia mencatatkan rugi bersih US‎$ 43,6 juta atau setara Rp 569,2 miliar (kurs Rp 13.055,28 per dolar AS) selama sembilan bulan di tahun ini. Kondisi ini berbeda dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu, Garuda Indonesia membukukan untung US$ 51,4 juta.

Adapun pada kuartal III, perseroan membukukan laba bersih sebesar US$ 19,6 juta atau Rp 332,6 miliar‎. Angka ini masih lebih rendah dari periode yang sama di 2015 yang mencapai US$ 22,1 juta. "Penyebabnya ini karena turunnya pendapatan‎ dari penerbangan tidak berjadwal," kata Arif Wibowo di kantornya, Senin (31/10/2016).

Pendapatan perusahaan dari penerbangan tidak berjadwal turun 17,7 persen menjadi US$ 145,2 juta dari US$ 176,4 juta pada periode yang sama tahun lalu.

Meski begitu, kinerja Garuda Indonesia pada September dinilai masih menunjukkan perbaikan. Hal itu tercermin dengan pertumbuhan pendapatan usaha sekitar 0,7 persen menjadi US$ 2,8 miliar per akhir September tahun ini dari US$ 2,8 miliar pada periode serupa tahun lalu.

Adapun peningkatan pendapatan usaha ini ditopang kenaikan pendapatan penerbangan berjadwal sekitar 1,7 persen atau menjadi US$ 2,4 miliar, anak perusahaan meningkat 4,1 persen menjadi US$ 272,5 miliar dan kargo menguat 12,9 persen menjadi US$ 155,8 juta. (Yas/Gdn)