Liputan6.com, Jakarta - Tingkat hunian (okupansi) hotel pada libur Natal dan Tahun Baru diperkirakan bisa mencapai 80 persen. Okupansi tertinggi bakal terjadi pada malam pergantian tahun.
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Haryadi Sukamdani mengatakan, ‎untuk okupansi, sebenarnya tergantung dari daerah di mana hotel tersebut berada. Namun rata-rata, tingkat hunian hotel pada Natal dan Tahun Baru setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan.
Advertisement
Baca Juga
Ia pun memberikan contoh. Untuk libur Natal, hotel yang okupansinya tinggi berada di daerah yang mayoritas penduduknya umat Kristiani. Sedangkan untuk libur Tahun Baru akan lain lagi. Hotel di daerah wisata akan mengalami kenaikan tingkat hunian.
‎"Okupansi hotel tergantung daerahnya, variasinya macam-macam. Secara over all kalau Natal relatif tidak tinggi, rata-rata berkisar antara 35 persen-70 persen. Tapi masing-masing daerah berbeda. Seperti untuk daerah yang penduduknya mayoritas Kristiani itu cukup tinggi, bisa 60 persen-70 persen seperti di Manado, Sumatera Utara, Jayapura," ujar dia‎ saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Selasa (13/12/2016).
Namun menjelang Tahun Baru, okupansi hotel di daerah tersebut ‎justru menurun. Sebagai gantinya, okupansi hotel-hotel di daerah yang menjadi tujuan wisata akan meningkat.
"Tapi mendekati tahun baru Jayapura malah sepi, orangnya merayakan Tahun Baru di luar Jayapura. Jadi memang masing-masing daerah punya kekhasannya sendiri-sendiri. Untuk over all Tahun Baru lebih baik dari Natal. Jadi misalnya di‎ Yogyakarta itu Natal-nya hanya 50 persen-60 persen tapi menjelang Tahun Baru bisa 80 persen," kata dia.
Untuk libur Tahun Baru ini, lanjut Haryadi, hotel-hotel yang akan mengalami lonjakan okupansi ‎seperti di wilayah Yogyakarta, Bali, Bandung dan sejumlah daerah tujuan wisata lain. "Yogyakarta, Bali, Malang, Bandung, Sumatera Utara. Kota-kota besar kalau Tahun Baru relatif penuh," tandas dia. (Dny/Gdn)