Sukses

Usai Libur Panjang, Rupiah Mampu Menguat

Realisasi tax amnesty periode II yang masih di bawah harapan kembali menjadi sumber sentimen negatif bagi rupiah.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di awal perdagangan Selasa pekan ini. Sentimen dari dalam negeri membayangi gerak rupiah pada hari ini.

Mengutip Bloomberg, Selasa (13/12/2016), rupiah dibuka di angka 13.305 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang berada angka 13.331 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah berada di angka 13.284 per dolar AS hingga 13.318 per dolar AS. Jika dihitung sejak awal tahun, rupiah masih mampu menguat 3,51 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.309 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan pada Jumat lalu yang ada di angka 13.337 per dolar AS.

Mata uang negara-negara berkembang menguat pada perdagangan hari ini. Penguatan tersebut seiring dengan kenaikan harga minyak dunia setelah OPEC dan anggota non OPEC mencapai kesepakatan pertama mereka sejak 2001 untuk bersama-sama mengurangi produksi guna mengatasi membanjirnya pasokan global.

"Kabar OPEC membantu mendorong kenaikan harga saham di sektor energi di Asia sehingga mendorong kenaikan nilai tukar juga," jelas Analis IG Asia, Singapura, Jingyi Pan.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, rupiah cukup masih stabil di perdagangan Jumat walaupun dollar index naik tajam pasca keputusan Bank Sentral Eropa dan dan jelang rapat Bank Sentral AS.

"Beberapa kurs di Asia juga justru menguat pada perdagangan Senin kemarin. Faktor eksternal akan mendominasi pergerakan rupiah di sepanjang minggu ini," jelas dia.

Realisasi tax amnesty periode II yang masih di bawah harapan kembali menjadi sumber sentimen negatif bagi rupiah menjelang tutup tahun ini. (Gdn/Ndw)

Video Terkini