Sukses

Masih Ada Masalah Lahan, MRT Jakarta Dikebut 2017

PT MRT Jakarta sepanjang 2016 masih dihadapkan pada pembebasan lahan

Liputan6.com, Jakarta PT MRT Jakarta sepanjang 2016 masih dihadapkan pada pembebasan lahan. Salah satu yang paling sulit dibebaskan adalah di kawasan Haji Nawi, Fatmawati dan Cipete. Akibatnya, penyerapan dana konstruksi tak sesuai harapan.

Direktur Utama MRT Jakarta William ‎Sabandar mengungkapkan dalam rencananya, penyerapan dana konstruksi sepanjang 2016 sebesar Rp 2,6 triliun. Sayangnya diperkirakan penyerapannya sampai akhir Desember hanya Rp 1,6 triliun.

"Kendalanya yang kita hadapi pada bulan-bulan terakhir dan kita dapat dukungan dari pemerintah soal pembebasan lahan," kata William di kantornya, Rabu (14/12/2016).

Dirinya menjelaskan dari 134 bidang lahan yang harus dibebaskan, sampai saat ini baru 96 bidang lahan yang sepakat untuk dibayarkan ganti ruginya, sedangkan masih ada 38 bidang tanah yang belum sepakat.

Dari 38 bidang lahan‎ yang belum sepakat tersebut paling kritis di wilayah Cipete sebanyak 9 bidang lahan, Jalan Fatmawati 8 bidang lahan, Bloka A 8 bidang lahan dan Haji Nawi sebanyak 7 bidang lahan.

‎"Kita akan terus usahakan itu, harapannya nanti di 2017 kita tidak akan ada lagi hadapi hal-hal semacam ini. Karena 2017 itu kita akan masuk masa percepatan konstruksi," tegasnya.

Sementara di kesempatan yang sama Dire‎ktur Konstruksi MRT Jakarta Silvia Halim menambahkan, soal pembebasan lahan, saat ini perusahaan juga tengah menghadapi gugatan beberapa kelompok warga di kawasan kritis tersebut.

Gugatan itu dipimpin oleh Mahesh, sebagai pemilik lahan sekaligus usaha tekstil Sebba Indah. "Pak Mahesh dan rekan-rekan itu ajukan harga lahan yang cukup tinggi Rp 150 juta per meter persegi, padahal harga pasarannya di sana Rp 20 juta per meter perseginya," tambah Silvia.