Sukses

Kebutuhan BBM Asia Meningkat pada 2017, Bagaimana di Indonesia?

Pertumbuhan konsumsi BBM Asia didominasi kenaikan kebutuhan Tiongkok, India dan Korea Selatan.

Liputan6.com, Jakarta Pertumbuhan ekonomi memicu peningkatan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM). Di Asia, konsumsi BBM diprediksi mencapai ‎905 ribu barel per hari (bph) pada 2017. Lalu bagaimana dengan Indonesia?

Founder and Chairman FACTS Global Energy (FGE) Fareidun Fesharaki  mengatakan, pertumbuhan konsumsi BBM Asia didominasi kenaikan kebutuhan Tiongkok seb‎esar 377 ribu bph, India 292 ribu barel per hari dan Korea Selatan 106 ribu barel per hari.

‎"Kondisi pasar BBM di Asia yang tumbuh secara moderat," kata  Fesharaki pada acara Pertamina Energy Forum 2016, di Sudirman Jakarta, Rabu (14/12/2016).

Menurutnya, pertumbuhan tersebut akan diikuti peningkatan konsumsi BBM di Indonesia.Namun dia tak menyebutkan seberapa besar kebutuhan di Indonesia tersebut.

Kenaikan kebutuhan ini tidak perlu dikhawatirkan. PT Pertamina (Persero) dinilai dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri dengan menuntaskan proyek-proyek pengembangan infrastruktur kilang di Indonesia.

“Strategi yang dijalankan Pertamina sudah benar, apalagi mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Tahun 2025 nanti, Pertamina diproyeksikan dapat memenuhi kebutuhan tersebut dan Indonesia menjadi yang paling berpengaruh di kawasan Asia Tenggara,” papar dia.

Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia PT Pertamina Rachmad Hardadi mengungkapkan keterbatasan infrastruktur kilang saat ini menjadi tantangan tersendiri bagi Pertamina untuk menunjang ketahanan energi nasional.  

“Untuk itu diperlukan sebuah penguatan infrastruktur energi dan dukungan fungsi BUMN yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan energi dan mewujudkan ketahanan energi nasional,” tutur Rachmad.

Pertamina saat ini sedang dalam tahap pembangunan kilang di beberapa lokasi agar target produksi lebih dari  2 juta barel minyak per hari pada 2023 dapat tercapai. Ada empat strategi pengembangan infrastruktur kilang yang dilakukan, yakni optimasi infrastruktur, Refinery Development Master Plant (RDMP), New Grass Roots Refinery (NGRR) atau pembangunan kilang baru, serta merevitalisasi kilang yang sudah ada (existing refinery upgrades).

“Kami optimistis pada akhir 2023 nanti, seluruh pembangunan kilang Pertamina akan selesai. Ini menjadi dua tahun lebih cepat dari yang ditargetkan pemerintah. Nantinya, kilang Pertamina akan jadi yang ter-modern di Asia Tenggara,” ungkap dia. (Pew/Nrm)