Sukses

Surplus Neraca Dagang Bakal Susut pada November Imbas Impor Naik

Neraca perdagangan November surplus didukung dari kenaikan harga komoditas batu bara.

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede memproyeksikan Indonesia kembali mencetak surplus neraca perdagangan sebesar US$ 986 juta di November 2016. Prediksi surplus tersebut lebih rendah dari realisasi bulan sebelumnya yang mencapai US$ 1,21 miliar.

"Neraca dagang November diperkirakan surplus US$ 986 juta," kata Josua dalam pesan singkatnya kepada Liputan6.com, Jakarta, Kamis (15/12/2016).

Josua menuturkan, surplus tersebut didorong kinerja ekspor yang mengalami kenaikan cukup signifikan. Dia bilang, pertumbuhan ekspor secara tahunan (Yoy) diperkirakan 13,74 persen atau lebih tinggi dari pertumbuhan impor yang diprediksi 1,15 persen Yoy.

"Surplus neraca perdagangan November didorong kenaikan harga komoditas global, seperti batu bara (18,6 persen MoM), minyak kelapa sawit mentah atau CPO (2,3 persen MoM), dan karet (12,4 persen MoM)," ‎dia menerangkan.

Kenaikan kinerja ekspor, ia menuturkan, juga didukung peningkatan Indeks Manajer Pembelian (PMI) manufaktur dari mitra dagang utama Indonesia, di antaranya Amerika Serikat (AS), Eropa, dan Jepang.

Meski begitu, surplus neraca perdagangan November yang lebih kecil dibanding Oktober terjadi karena peningkatan kinerja impor yang diperkirakan 1,15 persen Yoy.

"Impor cenderung meningkat karena kenaikan impor barang konsumsi serta impor minyak dan gas (migas) jelang akhir tahun. Sedangkan impor barang modal dan bahan baku stagnan pada akhir tahun ini," ujar Josua. 

Video Terkini