Liputan6.com, Washington - Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga sekitar 0,25 persen atau 25 basis poin pada Rabu waktu setempat. Kenaikan suku bunga the Fed tersebut sesuai prediksi pasar.
Selain itu, the Fed juga mengisyaratkan kenaikan suku bunga lebih cepat pada 2017 seiring kebijakan pemerintahan presiden terpilih AS Donald Trump yang akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui pemotongan pajak, pemangkasan aturan dan meningkatkan pengeluaran.
Kenaikan suku bunga itu memberikan kepastian di pasar keuangan yang didukung laporan data ekonomi yang kuat. Suku bunga the Fed naik 25 basis poin menjadi 0,50 persen-0,75 persen.
Advertisement
Imbal hasil surat utang atau obligasi dan dolar AS menguat usai keputusan kenaikan suku bunga tersebut. Sementara itu, pasar saham bervariasi dengan sektor saham teknologi dan keuangan yang mencatatkan penguatan.
Baca Juga
"Mengingat kondisi pasar tenaga kerja terwujud dan juga inflasi. The Committee memutuskan menaikkan suku bunga. Ini juga melihat data tenaga kerja solid dalam beberapa bulan terakhir dan tingkat pengangguran menurun," tulis komite bank sentral dalam pernyataannya seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (15/12/2016).
Bank sentral AS memberikan sinyal kenaikan suku bunga lebih cepat pada tahun depan. Dengan presiden terpilih AS Donald Trump berencana memangkas pajak dan meningkatkan belanja infrastruktur membuat kebijakan bank sentral bergeser untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih cepat. Hal itu mempertimbangkan pengganguran lebih rendah dan inflasi di bawah target dua persen.
Prospek kenaikan suku bunga the Fed sekitar 75 basis poin pada 2017. Kemudian meningkat pada 2018 dan 2019 sehingga akhirnya mencapai target tiga persen.
"Mereka tidak menyebutkan stimulus fiskal tapi biasanya mereka tidak menunjukkan agresifitas. Ada sedikit kepercayaan diri kalau ada kenaikan sebanyak tiga kali pada tahun depan," ujar Analis BMO Capital Markets Aaron Kohli.
The Fed terus menunjukkan kenaikan suku bunga secara bertahap, menjaga kebijakan sedikit lebih longgar dan mendukung sejumlah perbaikan lebih lanjut di pasar tenaga kerja. Bank sentral AS melihat tingkat pengangguran turun 4,5 persen pada tahun depan.
Sebelumnya bank sentral AS menaikkan suku bunga pertama kali pada Desember lalu, dan hanya kedua kali sejak 2007-2009 di masa krisis keuangan. Bank sentral AS memangkas suku bunga mendekati nol sebagai alat untuk membeli obligasi besar-besaran sehingga menstabikan perekonomian.