Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-day RR Rate) di angka 4,75 persen. Selain itu, BI juga menahan suku bunga Deposit Facility di level 4 persen dan Lending Facility tetap sebesar 5,50 persen. Keputusan ini berlaku mulai 16 Desember 2016.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara menjelaskan, langkah BI menahan suku bunga acuan tersebut sejalan dengan prinsip kehati-hatian dari bank sentral. "Sepanjang Rapat Dewan Gubernur (RDG) cukup ramai, sehingga baru saja selesai. Keputusan ini konsisten dengan pemulihan ekonomi domestik dan stabilitas makro ekonomi," jelas dia di Gedung BI, Jakarta, 15/12/2016).Â
Tirta melanjutkan, BI akan tetap melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar sesuai fundamentalnya dengan tetap menjaga bekerjanya mekanisme pasar. Bank Indonesia juga memandang pelonggaran kebijakan moneter dan makroprudensial yang telah dilakukan sebelumnya dapat menjaga momentum pertumbuhan ekonomi domestik.
Advertisement
Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi kebijakan bersama Pemerintah untuk menjaga kecukupan likuiditas, memperkuat stimulus pertumbuhan, dan memastikan pelaksanaan reformasi struktural berjalan dengan baik, sehingga mampu menopang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca Juga
Untuk diketahui, Bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) menaikkan suku bunga sekitar 0,25 persen atau 25 basis poin pada Rabu waktu setempat. Kenaikan suku bunga the Fed tersebut sesuai prediksi pasar.
Selain itu, the Fed juga mengisyaratkan kenaikan suku bunga lebih cepat pada 2017 seiring kebijakan pemerintahan presiden terpilih AS Donald Trump yang akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui pemotongan pajak, pemangkasan aturan dan meningkatkan pengeluaran.
Kenaikan suku bunga itu memberikan kepastian di pasar keuangan yang didukung laporan data ekonomi yang kuat. Suku bunga the Fed naik 25 basis poin menjadi 0,50 persen-0,75 persen.
Imbal hasil surat utang atau obligasi dan dolar AS menguat usai keputusan kenaikan suku bunga tersebut. Sementara itu, pasar saham bervariasi dengan sektor saham teknologi dan keuangan yang mencatatkan penguatan.
"Mengingat kondisi pasar tenaga kerja terwujud dan juga inflasi. The Committee memutuskan menaikkan suku bunga. Ini juga melihat data tenaga kerja solid dalam beberapa bulan terakhir dan tingkat pengangguran menurun," tulis komite bank sentral dalam pernyataannya. (Amd/Gdn)