Liputan6.com, Jakarta PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) memproyeksi pertumbuhan kreditnya bisa tumbuh sekitar 15-17 persen pada tahun depan. Ekonomi yang membaik menjadi salah satu motor pertumbuhan kredit.
"(Kredit) 2017 pasti lebih baik dari 2016. Proyeksinya 15-17 persen," kata Direktur Utama Bank BRI Asmawi Syam di sela acara Seminar Digitalvolution yang merupakan rangkaian acara HUT BRI ke-121, di Jakarta, Sabtu (17/12/2016).
Usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) sendiri bakal menjadi salah satu motor pertumbuhan kredit. Dia menerangkan, BRI akan mendorong UMKM masuk ke perdagangan digital.
Baca Juga
"Dengan digital kita harapkan naik kelas yang tadinya pemain lokal isitilahnya dari satu kabupaten jual provinsi. Marketnya nasional, yang nasional ke regional, regional ke internasional," jelas dia.
Sejalan dengan itu, dia menuturkan BRI mendorong peningkatan kualitas produk, melalui perbaikan kemasan (packaging). Kemudian, membimbing UMKM untuk mendaftar hak cipta dan hak paten. Dengan itu, produk lokal tak diakui negara lain.
"Tentunya pembiayaan, kalau sudah binaan BRI tentunya pembiayaan nggak masalah," ujar dia.
Advertisement
Asmawi juga mengatakan, BRI belum berencana untuk menaikan suku bunga deposito pada tahun depan. Kendati, Bank Indonesia (BI) memutuskan menahan suku bunga acuan dan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) bakal lebih agresif untuk menaikan suku bunga.
"Kita suku bunga deposito, suku bunga kredit cenderung tetap, tidak (naik), belum ada tanda-tanda kita harus naik," jelas dia.
Dia mengatakan, kondisi likuiditas saat ini masih stabil meski sempat mengetat.
"Kita lihat likuiditas masih stabil, walaupun sedikit ketat karena loan to deposit ratio (LDR) sudah tinggi. Tapi kalau dilihat industri mulai turun. LDR sudah mulai stabil," kata dia.
Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan kredit industri perbankan sampai November 2016 sebesar 8,5 persen. Pertumbuhan ini diperkirakan mencapai pada target tahun ini di kisaran 7-9 persen.
"Pertumbuhan kredit sampai November itu 8,5 persen. Jadi lebih baik dibandingkan sampai Oktober. Ini memang data masih preliminary, tapi nggak jauh dari situ ada perbaikan. Perkiraan kami 7-9 persen tahun ini tampakanya akan tercapai," kata Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung, Kamis pekan ini.