Sukses

Lebih Murah, Pemerintah Kaji Rencana Impor Gas dari Iran

Pemerintah terus berupaya menurunkan harga gas, salah satunya mencari sumber pasokan gas yang harganya murah.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah terus berupaya menurunkan harga gas, salah satunya mencari sumber pasokan gas yang harganya murah. Karena itu muncul gagasan mengimpor gas alam cair (Liqufied Natural Gas/LNG) dari Iran‎.

Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, saat melakukan kunjungan ke Iran pada pekan lalu, didapati harga gasnya jauh lebih murah ketimbang di Indonesia.

"Ada cerita di Iran harga gas di sana murah sekali," kata Jonan, dalam dalam diskusi akhir tahun migas, di kawasan Kuningan, Jakarta, Senin (19/12/2016).

Menurut Jonan, karena harga gas murah muncul gagasan untuk mengimpor LNG dari Iran, agar harga gas di Indonesia bisa jauh lebih murah. Sebelum diputuskan, gagasan tersebut saat ini sedang dikaji.

‎"Pak Presiden minta ini dikaji apa mungkin kita impor LNG dari sana karena harga gasnya murah sekali. Ini sedang dikaji," papar Jonan.

Dalam kunjungan ke Iran, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, untuk 2017 mendatang, Indonesia akan mengimpor Liquified Petroleum Gas (LPG) dari Iran sebesar kurang lebih 500 ribu metrik ton. Sementara Iran akan membangun mobile powerplant di Indonesia sebesar kurang lebih 5.000 megawatt.

“Dengan kerja sama energi ini maka efisiensi harga akan bisa dilakukan,” kata Jokowi kala itu.

Selain itu, turut dibahas kedua pemimpin kemungkinan melakukan kerja sama pengelolaan dua ladang minyak di Ab-Teymoura dan Mansouri. Sebelumnya pada bulan Agustus lalu, Pertamina dan National Iranian Oil Company (NIOC) telah menandatangani nota kesepahaman untuk melakukan studi pendahuluan terhadap kedua lapangan minyak raksasa di Iran tersebut.

Pada kunjungan kali ini, Presiden Jokowi juga membawa serta dalam sebanyak 60 CEO dan pengusaha dari Indonesia.

“Mereka bergerak di berbagai bidang (dan) mereka akan bertemu CEO counterpart mitra dan melakukan pertemuan bisnis peningkatan perdagangan antara Iran dan Indonesia,” terangnya.

Senada dengan Presiden Joko Widodo, Presiden Iran Hassan Rouhani menyatakan komitmennya untuk bekerja sama dengan Indonesia. Rouhani juga menyambut baik usulan pemerintah Indonesia terkait pengelolaan ladang minyak di Iran.

“Kami siap untuk berpartisipasi dalam pembangunan pembangkit listrik, bendungan, saluran air, serta berbagai bantuan teknis kepada Republik Indonesia. Tentu saja Republik Indonesia juga dapat aktif dan berpartisipasi dalam industri migas di Republik Islam Iran,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, pemerintah Iran juga menganggap kerja sama di sektor energi antara kedua negara merupakan suatu hubungan strategis. Pihaknya pun menyatakan kesiapan untuk memenuhi kebutuhan Indonesia dalam bidang tersebut.

Selain soal energi, dalam kesempatan tersebut juga dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) Mutual Legal Assistance serta MoU Ekstradisi yang dari pihak Indonesia ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Juga ditandatangani MoU di bidang Investasi yang dari Indonesia ditandangani oleh Kepala BKPM Thomas Lembong.