Liputan6.com, Jakarta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyatakan masa depan bisnis minyak dan gas bumi (migas) ditentukan efisiensi biaya (cost game). Itu karena harga jual produk migas di luar kendali operasi perusahaan migas.
Jonan mengatakan, semakin kegiatan operasional migas efisien maka manfaat yang diberikan ke seluruh pemangku kepentingan termasuk rakyat akan semakin meningkat. Hal ini yang menjadi prioritas pemerintah.
"Efisiensi dan peningkatan kontribusi menjadi kunci. Saat ini prioritasnya adalah meningkatkan efisiensi melalui pengelolaan yang lebih baik, sehingga memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi seluruh rakyat,” kata dia di Jakarta, Selasa (20/12/2016).
Baca Juga
Dia mengaku, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, harus dilakukan terobosan dalam pengelolaan industri migas agar produksinya meningkat dengan biaya yang lebih efisien.
Advertisement
Langkah yang dilakukan antara lain dengan penerapan skema gross split yang mendorong kontraktor migas bekerja dengan lebih efisien.
"Bapak Presiden memberikan arahan agar lebih efisien. Pemerintah harus melakukan terobosan-terobosan. Dengan skema gross split perhitungan menjadi lebih efisien," jelas dia.
Jonan pun menepis kekhawatiran terhadap skema gross split yang dianggap tidak berpihak kepada industri nasional. Menurutnya, Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) menjadi prasyarat utama bagi kontraktor migas.
"Kita akan atur untuk TKDN. Jika ingin efisien, pasti menggunakan produk nasional, karena impor lebih mahal. Pemerintah akan membuat sistem yang fair. Semakin banyak TKDN yang digunakan, semakin besar split bagi kontraktor," tutup dia.(Pew/Nrm)