Liputan6.com, Caracas - Presiden Venezuela Nicolas Maduro menunda penarikan uang Bolivar pecahan 100 sampai Januari 2017. Ini seiring aksi protes dan terjadinya kekacauan ekonomi yang melanda negara tersebut.
Pada pekan lalu, Maduro membuat kebijakan yang mengejutkan dengan mengumumkan jika pemerintahnya akan menarik uang Bolivar pecahan 100 bolivar, yang bernilai sekitar dua sen hanya dalam kurun waktu 72 jam. Uang pecahan ini ditarik dan diganti dengan uang berdenominasi lebih besar.
Baca Juga
Advertisement
Alhasil, melansir laman curacaochronicle, Selasa (20/12/2016), kebijakan ini membuat rakyat Venezuela berbondong-bondong antre untuk menukar uang 100 Bolivar miliknya.
Namun kemudian pembatalan penarikan meningkatkan kekacauan di negara dengan inflasi tertinggi di dunia tersebut.
Sebelumnya pada Kamis pekan lalu, Maduro mengatakan pemerintah sudah menyiapkan uang pengganti dengan denominasi lebih tinggi. Kenyataannya hal itu tidak terwujud.
Pemilik toko memasang tanda jika sudah tak menerima 100 bolivar. Itu membuat rakyat Venezuela kesulitan membeli kebutuhan pokoknya. Sementara bank sudah kehabisan uang berdenominasi rendah seperti 50 dan 20 dalam sepekan.
Di Caracas, konsumen harus bergantung pada kartu kredit dan transfer bank atau menghindari pembelian langsung.
Kemarahan atas kekacauan menyebabkan bentrokan di enam kota pada hari Jumat, seperti dilaporkan Associated Press. Sebanyak 32 orang dibawa ke tahanan dan satu orang terluka.
Warga marah dan secara terbuka membakar 100 Bolivar dalam aksinya. Mereka bahkan menjarah truk kiriman dan supermarket serta bentrok dengan kepolisian.
Maduro sebelumnya mengatakan langkah penarikan pecahan 100 Bolivar akan mencegah tindakan penimbunan uang oleh para geng.
Penarikan 100 Bolivar, bertujuan untuk mengatasi geng transnasional yang menimbun mata uang Venezuela ke luar negeri.
Langkah ini juga digambarkan sebagai bagian dari "perang ekonomi" yang dilancarkan terhadap pemerintahnya.
Dia mengatakan geng kejahatan sudah menguasai lebih dari 300 miliar Bolivar, atau sebagian besar dari jumlah pecahan 100 Bolivar yang telah diedarkan pemerintah.
Maduro menegaskan, penarikan merupakan bagian dari rencana memblokir setiap pecahan 100 Bolivar yang dibawa kembali ke negara itu oleh para geng usai mereka timbun di luar negeri.
Dengan pemblokiran, pecahan tersebut tak bisa masuk kembali ke Venezuela dan menjadi tidak berharga.(Nrm/Ndw)