Sukses

Industri Non-migas Berkontribusi 17 Persen terhadap PDB Nasional

Dari sisi ekspor, pada periode Januari-November 2016 industri pengolahan non migas membukukan nilai sebesar US$ 99,65 miliar.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan, sektor industri pengolahan non-migas pada kuartal III 2016 memberikan kontribusi 17,82 persen terhadap total PDB. Kontribusi ini merupakan yang terbesar dibandingkan sektor lainnya.

Dia menjelaskan, ada 4 subsektor industri yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB sektor industri non-migas hingga kuartal III ini. Pertama, industri makanan dan minuman sebesar 33,61 persen.

Kedua, industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik sebesar 10,68 persen. Ketiga, industri alat angkutan sebesar 10,35 persen. Keempat, industri kimia, farmasi dan obat tradisional sebesar 10,05 persen

"Selain itu, sektor industri juga mempunyai kontribusi dalam penumbuhan beberapa sektor pada perekonomian, khususnya pada perdagangan besar dan eceran serta reparasi mobil dan sepeda motor sehingga apabila dijumlahkan kontribusi industri pengolahan non-migas bisa mencapai 30 persen," ujar dia di Kantor Kemenperin, Jakarta, Kamis (22/12/2016).

Sedangkan untuk pertumbuhan industri pengolahan non-migas nasional, pada 2016 diperkirakan akan berkisar 4,6 persen-5 persen. Dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen-5,3 persen. "Pertumbuhan industri ini ditopang oleh pertumbuhan masing-masing subsektor industri," lanjut dia.

Dari sisi ekspor, pada periode Januari-November 2016 industri pengolahan non migas membukukan nilai sebesar US$ 99,65 miliar, atau memberikan kontribusi 76,3 persen terhadap ekspor nasional yang sebesar US$ 130,65 miliar. Kontribusi tersebut lebih besar bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 72,18 persen.

"Untuk impor industri pengolahan non-migas tercatat US$ 97,98 miliar pada Januari-November 2016. Terdapat surplus neraca perdagangan sektor industri sebesar US$ 1,67 miliar," ungkap dia.

Selain itu, lanjut Airlangga, investasi sektor industri juga menjadi motor pertumbuhan sektor industri. Pada periode Januari-September 2016, investasi PMDN sektor industri mencapai Rp 75,41 triliun, atau naik 19,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan investasi PMA sektor industri mencapai US$ 13,09 miliar atau naik 53,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Untuk jumlah tenaga kerja yang bergerak di sektor industri juga mengalami peningkatan, yaitu sebesar 15,54 juta orang per Agustus 2016 menurut pencatatan Sakernas BPS, atau terdapat peningkatan sebesar 1,87 persen dibandingkan periode Agustus 2015," tandas dia.

Â