Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengundang sejumlah tokoh wanita di berbagai bidang untuk membahas banyak hal. Mulai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sampai kepada peran perempuan dalam pembangunan di Indonesia sesuai dengan bidang pekerjaan masing-masing.
Dalam diskusi sekitar tiga jam yang digelar di komplek Kantor Kemenko Bidang Perekonomian, tadi malam (22/12/2016), Sri Mulyani mengaku banyak bertukar pikiran dan pengalaman dengan para tokoh wanita ini dalam rangka memperingati Hari Ibu.
Baca Juga
Adapun tamu undangan Sri Mulyani, antara lain, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani; Anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) sekaligus Komisaris PT Telkom Tbk, Hendri Saparini; Ekonom sekaligus Mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN), Armida Alisjahbana.
Advertisement
Juga hadir Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida; Ekonom Aviliani; Direktur Utama PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), Emma Sri Martini; Direktur Utama PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII), Sinthya Roesly; Ketua Umum Indonesia National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto.
Selain itu, terlihat pula Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid; Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Susana Yembise; Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Yuyuk Andriati Iskak; Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Friderica Widyasari Dewi; pengusaha dari Martha Tilaar, Wulan Tilaar; dan lainnya.
"Malam ini semua cantik-cantik. Kita buat inisiatif kumpul dengan perempuan hebat diberbagai bidang, karena kita ingin sharing seputar kondisi APBN, lensa gender di APBN, tapi kebanyakan banyak diskusi pekerjaan maupun pengalaman masing-masing tokoh," jelas Sri Mulyani.
Pertemuan ini, kata dia, semakin bermakna karena pemerintah mendapat masukan dari para tokoh wanita, seperti ide toleransi dan dimensi perempuan dari Yenny Wahid, Wulan Tilaar yang berkontribusi besar terhadap kaum perempuan pada kegiatan usaha, dan sebagainya.
"Ada masukan juga bagaimana menggunakan tools APBN, mempertajam program dimensi gender di APBN, sehingga kita betul-betul mendapatkan manfaat. Kita berjanji akan ada follow up dari pertemuan, supaya menginspirasi satu sama lain dan mendorong perempuan di dalam tempat kerja masing-masing," tutur Sri Mulyani.
Menurutnya, Kementerian Keuangan telah memotong seluruh anggaran Kementerian/Lembaga di APBN Perubahan 2016. Namun hal ini tidak dilakukan Sri Mulyani pada Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di bawah pimpinan Yohana Yembise.
"Anggaran negara didedikasikan untuk Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak seputar, di masalah perdagangan manusia, perlindungan anak, dan sebagainya. Di APBN-P 2016, seluruh Kementerian/Lembaga, bahkan pemerintah daerah dipotong anggarannya, tapi satu-satunya Kementerian yang tidak disentuh adalah Kementerian bu Yohana," terang dia.
Kementerian Keuangan, ditegaskan Sri Mulyani tidak akan memotek (memotong) anggaran Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak satu perak pun. Di 2016, dia menyatakan anggaran Kementerian di bawah Yohana, terpatnya di APBN-P tahun ini sekitar Rp 780 miliar.
"I'm not going to cut 1 rupiah pun di anggaran Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak walaupun anggaran itu masih dirasa kurang oleh Yohana. APBN-P Rp 780 miliar ini tidak mencerminkan seluruh gender di agenda pemerintahan, tapi itu ada lewat pendidikan, kesehatan, infrastruktur, PKH, dan program lainnya," tandas dia.
Â