Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan perbedaan antara cara berpikir masyarakat di negara maju dan di negara berkembang, termasuk Indonesia. Perbedaan pemikiran ini menyangkut pengelolaan aset atau dana yang dimiliki masing-masing orang.
"Di negara maju itu orangnya bisa santai menikmati, karena aset dan uang mereka yang kerja keras diinvestasikan supaya uang atau aset ini mendatangkan imbal hasil tinggi, dan mereka bisa leha-leha," ujar Sri Mulyani saat Peluncuran BLU LMAN di kantor Kemenkeu, Jakarta, Jumat (23/12/2016).
Baca Juga
Advertisement
Sementara karakteristik maupun cara berpikir masyarakat di negara maju ini berbanding terbalik dengan orang-orang di negara berkembang, termasuk Indonesia, yakni cenderung kerja keras tanpa memaksimalkan aset atau dana yang dimiliki untuk keperluan investasi.
"Kalau di Indonesia dan negara berkembang, kebalikannya. Orangnya kerja keras, tapi aset atau uangnya tidur, cuma ditaruh di bawah bantal. Kerja keras tapi hasil tidak banyak. Jadi mindset-nya berbeda," jelas Sri Mulyani.
Di Indonesia, dia menilai, sekitar 85 persen masyarakat Indonesia lebih banyak bertujuan mengumpulkan uang, lalu kemudian dibelanjakan. Cara berpikir seperti ini masih dilakukan masyarakat Indonesia selama 71 tahun Indonesia merdeka.
"Coba bayangkan kalau apa pun aset kita bisa produktif seperti di negara maju, maka rakyat Indonesia bisa menikmati kemakmuran. Jadi kita harus berpikir sangat ambisius, detail supaya seluruh aset kita bekerja," saran Sri Mulyani.