Sukses

Lembaga Ini Siap Kelola Ratusan Apartemen Nganggur Milik Negara

Menkeu Sri Mulyani menuturkan, pihaknya suntik modal Rp 20 triliun untuk lembaga manajemen aset negara.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengalokasikan Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada Badan Layanan Umum Lembaga Manajemen Aset Negara (BLU LMAN) senilai Rp 20 triliun di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017.

Suntikan modal tersebut digunakan untuk pembebasan lahan 50 proyek infrastruktur dan pengelolaan aset negara.

Sri Mulyani menyebut, pemerintah telah menggelontorkan modal Rp 1,5 triliun pada tahun lalu. Kemudian meningkat di tahun ini sebesar Rp 16 triliun, sehingga total suntikan dana segar kepada LMAN dalam dua tahun terakhir mencapai Rp 17,5 triliun.

"Tahun depan Rp 20 triliun, dan saya minta uang itu kerja keras. Kalau cuma ditaruh di deposito, buat apa saya keluarin duit untuk LMAN," ujar dia di kantor Kemenkeu, Jakarta, Jumat (23/12/2016).

Dengan anggaran tersebut, LMAN akan mendukung pendanaan pengadaan atau pembebasan lahan dalam rangka pembangunan infrastruktur sebanyak 50 proyek infrastruktur, terdiri dari jalan tol, transportasi, bendungan, dan proyek lainnya. Tugas LMAN perencanaan pendanaan dan pendayagunaan lahan landbank, serta pembayaran ganti rugi pengadaan lahan.

"LMAN harus punya ambisi, bekerja detail, dan tidak membuat target yang gampang atau rendah. LMAN menggali potensi aset negara sehingga memberikan benefit, menciptakan kemakmuran rakyat," Sri Mulyani menerangkan.

Dia mengatakan, Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) memiliki ratusan apartemen idle atau menganggur. Apartemen ini merupakan hasil sitaan dari sejumlah perbankan bermasalah dan mendapat suntikan dana dari pemerintah pada periode 1997-1998.

"Kalau ratusan apartemen ini diam saja, tidak dipakai, tidak disewain, tiap tahu harus bayar cleaning-nya, berapa uang negara yang sudah habis hanya untuk menjaga aset idle itu. Tidak men-generate keekonomian, malahan memakan uang negara," Sri Mulyani menuturkan.

Â