Liputan6.com, Jakarta - Tak terasa pemanfaatan Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara menuai hasil yang cukup memuaskan. Dengan keberhasilan pemanfaatan sukuk negara, masyarakat Indonesia punya alternatif dalam berinvestasi.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, pemerintah terus berupaya menguatkan sumber pembiayaan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) baik dari pajak melalui amnesti pajak maupun penguatan surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk negara.
Indonesia boleh bangga karena menjadi penerbit sukuk negara terbesar di dunia dalam bentuk dolar Amerika Serikat. Hingga 30 November 2016 tercatat penerbitan SBSN di pasar internasional mencapai US$ 10,15 miliar dengan outstanding US$ 9,5 miliar.
Baca Juga
"Artinya instrumen keuangan berbasis syariah di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dan peran penting dalam kegiatan pembangunan nasional dan peningkatan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Berarti kita sekarang memiliki alternatif-alternatif dalam berinvestasi," kata Jokowi pada acara Satu Windu Surat Berharga Syariah Negara di Istana Negara, Jakarta, Jumat (23/12/2016).
Dengan potensi sebesar itu, masyarakat kini punya pilihan investasi untuk bisa membeli Sukuk SBSN atau sukuk konvensional. Jokowi juga senang dengan jumlah investor SBSN yang mencapai 48.444 individu.
"Ini sangat bagus sekali yang memegang obligasi sukuk, angka ini menurut saya sangat bagus sekali. Oleh sebab itu saya ingin, saya rasa sudah beberapa kali saya sampaikan, ekonomi syariah di negara kita yang saat ini prosentasenya masih sangat kecil sekali masih kurang lebih 5 persen. Padahal kalau kita lihat di Malaysia sudah di atas 30 persen, dalam jumlah pun kita kalah dengan Inggris dengan Korea Selatan," ujar Jokowi.
Oleh karena itu, kesempatan dan peluang yang masih sangat besar ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat yang ingin berinvestasi di sektor syariah. Mengingat Indonesia juga memiliki penduduk muslim terbesar.
"Pasarnya kita terbesar di dunia dengan penduduk muslimnya kenapa ini tidak menjadi fokus dan perhatian kita ini akan menjadi triger kepada pertumbuhan ekonomi di negara kita," lanjut Jokowi.
Sejauh ini penggunaan sukuk negara sudah digunakan untuk berbagai pembangunan yang bermafaat bagi masyarakat. Mulai pembangunan jalur kereta api, jembatan, jalan, gedung sarana dan fasilitas perguruan tinggi keagamaan islam negeri, pembangunan dan rehabilitasi berbagai gedung di balai nikah dan dipakai untuk manasik haji.
"Untuk itu saya berterima kasih atas partisipasi dan dukungan semua pihak yang turut andil dalam mensukseskan dan mengembangkan sukuk negara ini. Saya berharap dapat terus bekerja sama dengan pemerintah dan mengembangkan dan menguatkan instrumen sukuk negara. Dengan gotong royong insya Allah sukuk negara surat berharga syariah negara akan semakin besar peranannya dalam mensejahterakan masyarakat Indonesia," ujar Jokowi.
Advertisement
Â