Sukses

Libur Natal, Menhub Pantau Arus Lalu Lintas Lewat Teleconference

Libur Natal, Menhub Budi Karya memantau arus lalu lintas lewat teleconference.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi melakukan teleconference dengan manajemen PT Angkasa Pura (AP) I, pengelola beberapa bandara di Indonesia. Dalam pantauan arus lalu lintas libur Natal dan tahun baru ini, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menekankan dua hal, yakni soal harga tiket pesawat dan antisipasi terorisme.

Budi Karya mengecek kesiapan dan antisipasi lonjakan penumpang selama libur Natal dan tahun baru. Dia melakukan teleconference dengan manajemen AP I di Bandar Udara Ambon, Lombok, Surabaya, Semarang, Manado, Yogyakarta, Solo, Makassar, dan Biak.

Dalam percakapannya dengan pihak AP I di Bandara Lombok, contohnya, dilaporkan operasional berjalan dengan lancar dan aman meskipun ada yang mengalami penundaan penerbangan (delay) untuk rute Bima karena ada bencana banjir bandang.

Sebelumnya penerbangan seluruh tujuan ke Bima pada 21-22 Desember 2016 sempat mengalami pembatalan. Namun kondisi saat ini sudah normal.

"Tolong cari tahu apakah ada informasi kebutuhan logistik tambahan yang diperlukan untuk ke Bima," pinta Budi Karya kepada AP I Bandara Lombok di kantor Kemenhub, siang ini (25/12/2016).



Dari hasil laporan, seluruh bandara terpantau mengalami lonjakan penumpang, seperti di Bandar Udara Surabaya, Semarang, Manado, Yogyakarta, Solo, Makassar, Biak hingga 49 persen. Sehingga dibutuhkan penerbangan tambahan (extra flight).

"Tolong ‎jangan berlakukan harga tiket yang tinggi atau mahal. Kalau sudah ada lonjakan harga dari pihak maskapai, sediakan slot penerbangan supaya harga tidak terlalu mahal. Jangan sampai menyulitkan penumpang," ujar Budi Karya.

Berdasarkan laporan, harga tiket pesawat masih dalam kondisi normal seperti dari Jakarta ke Manado dan Makassar, paling murah Rp 900 ribu dan paling mahal Rp 1,6 juta. ‎Sementara ke Yogyakarta terendah Rp 800 ribu dan paling mahal harga tiketnya Rp 1 juta per orang.

Sementara itu, Budi Karya juga meminta pihak AP I bekerjasama dengan Kepolisian, TNI, dan aparat keamanan lainnya untuk meningkatkan pengamanan tertutup di seluruh bandara. Imbauannya melakukan pengecekan ketat kepada penumpang dan mobil-mobil yang dirasa mencurigakan.

"Kondisi akhir-akhir ini kritis (terorisme), saya minta tolong dilakukan pengamanan lebih baik di bandara. Meningkatkan pengamanan tertutup, periksa mobil-mobil yang mencurigakan," tegas Mantan Direktur Utama PT AP II ini.