Liputan6.com, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (Persero) akan menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 7,5 triliun pada 2017. Belanja modal itu digunakan untuk mengembangkan sarana perkeretaapian tahun 2017.
Porsi belanja modal tersebut akan diperoleh perusahaan dari berbagai sumber, mulai dari pinjaman perbankan hingga obligasi.
"Itu anggaran untuk pembiayaan penugasan dari pemerintah, termasuk adanya peremajaan kereta-kereta untuk melayani penumpang," kata Direktur Keuangan KAI Didiek Hartantyo di Plaza Mandiri, Selasa (27/12/2016).
‎Didiek menyebutkan ada beberapa penugasan dari pemerintah yang mulai dikerjakan KAI di tahun depan, antara lain pengoperasian Kereta Bandara Soekarno-Hatta dan pengoperasian LRT di Palembang dan di Jabodebek.
Baca Juga
"Untuk operator ini kan kita harus berinvestasi di sarana perkeretaapian, rolling stock-nya. Jadi ini untuk pengembangan investasi," tambah dia.
Selain peningkatan sarana, KAI tahun depan juga akan meningkatkan kekuatannya di sektor angkutan batu bara. Untuk itu, perusahaan akan membangun double track di Sumatera Selatan.
Didiek menuturkan, modal Rp 7,5 triliun juga akan dipenuhi dengan menerbitkan obligasi. KAI pada tahun depan akan menerbitkan obligasi sekitar Rp 2 triliun. Sisanya akan dipenuhi dari pinjaman perbankan.
Untuk pinjaman perbankan, KAI telah menandatangani perjanjian kredit dengan Bank Mandiri senilai Rp 1,2 triliun pada Selasa pekan ini. Pinjaman ini memiliki tenor selama 10 tahun.
"Kalau yang dari Bank Mandiri ini kita akan langsung cairkan. Pokoknya sebelum pergantian tahun sudah cair, agar pengembangan langsung kita bisa lakukan," tegas dia. (Yas)
Advertisement
Â