Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memastikan akan membangun empat bandara di pegunungan Papua pada 2017. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kasus kecelakaan yang terjadi di daerah tersebut akibat buruknya fasilitas bandara.
"Kecelakaan pesawat banyak terjadi karena sarana masih kurang, navigasi tidak ada, landasan pacu (runway) masih pendek. Makanya saya mau investasi banyak di Papua pada 2017," ujarnya saat berbincang di Yogyakarta, Rabu (28/12/2016).
Lebih jauh, kata Budi Karya, sekitar 50 persen kecelakaan pesawat terjadi di Papua mengingat panjang landasan pacu sangat pendek dan tidak memenuhi syarat. Ia menyebut tercatat ada 400 bandara di Papua dengan skala kecil-kecil.
Advertisement
"Contohnya di Bandara Ilaga Papua, Kabupaten Puncak, panjang runway cuma 600 meter di atas ketinggian 3.500 kaki, sehingga menyebabkan banyaknya kecelakaan," terangnya.
Baca Juga
Atas dasar alasan tersebut, Budi Karya mengatakan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan membangun empat bandara di Papua. Fokusnya di daerah pegunungan, seperti Bandara Ilaga, dan tiga bandara lainnya.
"Kami akan upayakan memperpanjang runway sampai 1.600 meter, sehingga pesawat jenis ATR bisa mendarat. Supaya ada alternatif, di tempat ketinggian yang sering bermasalah selama ini diselesaikan, Air Traffic Control (ATC) dibenerin karena sekarang jarak berapa tidak tahu ada kabut atau kalau ada pesawat lain tidak tahu," jelasnya.
Budi Karya menyebut pembangunan empat bandara ini akan menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017. Kemenhub telah mengalokasikan anggaran sekitar Rp 400 miliar-Rp 500 miliar untuk membangun sarana bandara.
"Dananya murni dari APBN. Kebutuhannya sekitar Rp 400 miliar-Rp 500 miliar untuk tahap I di APBN 2017. Kan, proyeknya dua tahun, sehingga diharapkan selesai 2019. Sedangkan investasi peralatan dan ATC dari Airnav, kita yang bangun runway," dia menerangkan.
Budi Karya berharap dengan pembangunan empat bandara di Papua tersebut, angka kecelakaan penerbangan di wilayah ujung Timur Indonesia ini dapat ditekan.
"Kalau ngomong persentase (penurunan angka kecelakaan) mungkin jumawa ya. Tapi yang jelas mempermudah masyarakat dan mengurangi risiko perjalanan ke sana, apalagi masyarakat Papua sangat mengandalkan transportasi udara," ujarnya. (Fik/Gdn)