Sukses

Harga Emas Melonjak Imbas Dolar AS

Indeks dolar AS menguat terbatas memberi sentimen positif untuk harga emas.

Liputan6.com, New York - Harga emas menguat ke level tertinggi dalam dua minggu. Penguatan harga emas terjadi usai libur Natal.

Harga emas untuk pengiriman Februari naik US$ 2 atau 0,2 persen menjadi US$ 1.141 per ounce dengan volume perdagangan rendah. Harga emas itu tertinggi sejak 14 Desember.

Sementara itu, indeks dolar AS cenderung menguat 0,4 persen ke level 103,41. Penguatan indeks dolar terjadi untuk enam mata uang utama. Indeks dolar AS itu tertinggi sejak Desember 2002. Harga emas ditransaksikan dalam dolar AS membuat harganya lebih mahal terhadap pemegang mata uang lainnya.

Sepanjang 2016, harga emas dan perak cenderung catatkan keuntungan sejak 2012. Hal itu lantaran ekonomi global dibayangi ketidakpastian soal prospek suku bunga bank sentral AS. Ketidakpastian membuat investasi aman seperti emas jadi buruan. Harga emas telah naik enam persen dan perak sebesar 14 persen pada 2016.

Sedangkan sepanjang Desember, harga emas cenderung turun seiring imbal hasil surat berharga AS naik. Prediksi pemerintahan baru AS akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi membuat spekulasi dan harapan bank sentral AS akan memperketat kebijakan moneter. Ini mendorong dolar AS menguat. Bank sentral AS diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebanyak tiga kali.

"Jika kemenanangan Donald Trump telah redupkan emas dan perak, kita melihat aksi jual lantaran pasar antisipasi suku bunga. Itu tidak berarti presiden Donald Trump tidak melakukan apa-apa untuk ekonomi karena tidak ada yang tahu ia membangun hubungan baik dengan China. Berbagai berita pada 2017 akan dukung harga logam," ujar Naeem Aslam, Analis ThinkMarket, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (29/12/2016).

Dalam jangka panjang, harga emas dapat kembali menguat seiring adanya inflasi menguat. Ditambah ketidakpastikan ekonomi global terutama usai Inggris berpisah dengan Uni Eropa.

"Kami tidak akan terkejut bila harga emas sentuh level US$ 1.500. Itu jika Donald Trump tidak mampu membangun hubungan baik dengan negara lainnya dalam bidang ekonomi dan tidak mampu delivered pembangunan," kata dia.

Â