Sukses

Penyebab Harga Daging Sapi Betah di Rp 120 Ribu per Kg

Harga daging sapi masih di kisaran Rp 120 ribu per kilogram (Kg).

Liputan6.com, Jakarta - Harga daging sapi di pasar tradisional masih terpantau tinggi atau belum banyak bergerak di kisaran Rp 120 ribu per kg. Kendati pemerintah mengimpor daging kerbau dari India, nyatanya hal itu tak cukup efektif menurunkan daging sapi.

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta, Sarman Simanjorang mengatakan, harga daging sapi mahal karena harga sapi hidup masih mahal. Mahalnya sapi hidup lantaran jumlah pasokan yang terbatas.

"Jadi kenapa misalnya masih tinggi karena memang supply-nya terbatas. Jumlah penduduk 250 juta, sapi kita 13 juta. Kebutuhan pertahun 375 ribu ton atau setara 3,9 juta ekor. Artinya tidak seimbang. Kalau masih tinggi karena supply sapi hidup terbatas," kata dia kepada Liputan6.com, seperti ditulis di Jakarta, Senin (2/1/2017).

Penyebab lain, dia mengatakan, masyarakat masih terbiasa mengonsumsi daging segar. Padahal, saat ini tersedia daging beku dengan harga relatif rendah.

"Kedua, masyarakat kita belum terbiasa makan daging impor, apalagi kelas masyarakat menengah bawah. Kalau mau daging perginya ke pasar. Padahal daging beku sudah banyak," jelas dia.

Padahal, dia menuturkan, daging beku tak jauh beda dengan segar. Dia mengatakan, perlunya sosialisasi yang masif supaya masyarakat mengonsumsi daging beku. Jadi permintaan daging segar menurun dan harganya di pasaran turun.

"Harus melakukan sosialisasi daging impor beku, tidak kalah dengan daging fresh, higienis, halal tidak ada bedanya," ungkap dia.

Dia mengatakan, saat ini tersedia tiga jenis daging untuk dikonsumsi masyarakat.

"Sebenarnya masyarakat punya tiga pilihan harga, kalau fresh Rp 110 ribu- Rp 120 ribu per kg. Kalau sapi Australia, Selandia Baru Rp 80 ribu-Rp 85 ribu per kg. Adalagi daging kerbau India Rp 65 ribu per kg," ujar dia.

Video Terkini