Sukses

Harga Daging Sapi Bali Bakal Setara dengan Wagyu Asal Jepang

Kementan bersama Pemprov Bali akan meluncurkan program Bali Beef pada 2017 untuk membangun nilai jual sapi Bali.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perta‎nian (Kementan) bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali akan meluncurkan program Bali Beef pada 2017. Program ini ditujukan untuk membangun nilai jual sapi Bali sehingga peternak memperoleh keuntungan lebih.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, I Ketut Diarmita menyampaikan hal itu usai melakukan pertemuan dengan Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika, di Bali hari ini.

Ketut mengatakan, Kementan fokus meningkatkan populasi sapi melalui Program Sapi Induk Wajib Bunting (SIWAB) pada 2017. Khusus pengembangan peternakan di Bali, Kementan tidak hanya mengimplementasikan Program SIWAB, namun fokus juga mendukung program Pemerintah Provinsi Bali untuk membangun kembali icon sapi Bali.

"Program Bali Beef bertujuan agar sapi Bali memiliki nilai jual yang tinggi dan sekaligus membangkitkan gairah peternak. Dengan program ini, sapi Bali tidak dijual hidup lagi yang harganya murah dan masyarakat bertenak tidak lagi seperti biasanya. Tapi yang dijual bentuk daging yang harganya mahal dan berternak dengan konsep bisnis," ujar dia di Jakarta, Senin (2/1/2017).

Ketut menyatakan, kehadiran Program Bali Beef sangat mendukung Program SIWAB sehingga ke depannya diharapkan Indonesia tidak lagi mengimpor daging sapi berkualitas tinggi. Akan tetapi mampu melakukan ekspor khususnya daging sapi Bali.

"Jadi, program Bali Beef dipastikan akan mampu membangun nilai tambah produk ternak dan sekaligus meningkatkan pendapatan peternak," kata dia.

Sementara itu, Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika berharap agar Program Bali Beef agar benar-benar diimplementasikan. Menurut dia, adanya program tersebut akan menyediakan daging sapi berkualitas tinggi yang selama diimpor untuk dikonsumsi masyarakat menengah ke atas.

"Jangan hanya jual ternak hidup. Tapi daging sapi Bali. Jika daging Bali Beef terjual minimal Rp 350 ribu per kg yang khusus untuk konsumsi menengah ke atas dan juga meningkatkan pendapatan dan gairah petani peternak," ungkap dia.

Untuk itu, Made menegaskan Program Bali Beef akan membangun ikon sapi Bali yang harga jualnya lebih mahal mendekat harga daging Wagyu. Oleh karena itu, untuk mewujudkan ini sangat ditentukan dukungan Kementan dalam mendatankan investor.

"Saya maunya harga daging sapi bali yang telah diolah mendekati harga Wagyu, peternak bergairah dan untung. Kami meminta Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan mendatangkan investor khusus Bali Beef," ujar dia.