Sukses

BI: Rupiah Terbaik Nomor 2 di Asia

Nilai tukar rupiah bergerak di kisaran 13.470-13.475 per dolar Amerika Serikat pada 2016.

Liputan6.com, Jakarta - Kinerja perekonomian Indonesia membaik. Alhasil, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, nilai tukar rupiah pada 2016 di kisaran 13.470-13.475 per dolar AS. Angka ini terbaik kedua di Asia setelah Jepang.

"Kita senang kalau di akhir 2016 itu nilai tukar ada di kisaran 13.470-13.475, jadi secara year to date (ytd) Indonesia mata uangnya kalau di Asia nomor 2 terbaik di bawah Jepang. Jadi ytd-nya ada apresiasi 2,34 persen," ujar dia di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Selasa (3/1/2016).

Dia mengatakan, hal tersebut juga sebagai bukti jika BI menjaga volatilitas. Padahal, perekonomian global sedang bergejolak.

"Dan kita lihat volatilitasnya terjaga dengan baik. Jadi secara umum kita optimis dengan 2017, tentu kita sebut ini sebagai tahun recovery karena memang di 2015-2016 adalah tahun yang cukup sulit bagi dunia termasuk Indonesia," jelas dia.

Terkait inflasi, Agus mengatakan inflasi pada 2016 relatif positif. Dia yakin realisasi inflasi pada 2016 berada pada sasaran target yakni 4 plus minus 1 persen.

"Inflasi kayaknya bagus ya, jadi inflasi tahun 2016 mungkin bisa di bawah 3 persen, tapi ini kan sekarang akan keluar. Kita lihat bahwa dalam suvei terakhir BI, inflasi Desember ada di kisaran 0,31 persen, kalau misalnya itu sampai 0,4 persen  itu masih ada di kisaran 3 persen," jelas dia.

Agus Martowardojo mengatakan, masih ada sejumlah tantangan pada 2017. Agus mengatakan, kenaikan tarif listrik dan gas akan berpengaruh pada inflasi.

"Tentu tantangan kita di tahun 2017, juga mesti meneruskan upaya pengendalian inflasi. Kita sudah dengar bahwa listrik 900 VA akan dikurangi subsidinya begitu juga dengan elpiji 3 kg. Jadi ini area yg perlu diwaspadai," kata dia.

Bukan hanya itu, tantangan lain yang perlu diwaspadai ialah gejolak harga pangan.

"Tentu kuncinya adalah di harga pangan yang bergejolak, volatile food. Kita mesti jaga itu cukup rendah sehingga target inflasi 4 plus minus 1 tetap terjaga," ujar dia.