Liputan6.com, Jakarta Tingkat inflasi pada Desember 2016 tercatat sebesar 0,42 persen. Inflasi ini lebih ‎rendah dibandingkan dengan November 2016 yang sebesar 0,47 persen. Apa komoditas penyumbang inflasi terbesar?
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, inflasi pada Desember ini terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya beberapa indeks kelompok pengeluaran antara lain kelompok bahan makanan sebesar 0,5 persen. Kemudian kelompok makanan jadi, minuman, ‎rokok dan tembakau sebesar 0,45 persen.
Baca Juga
Selain itu, kelompok perumahan, air, listrik gas dan bahan bakar sebesar 0,18 persen. Kelompok kesehatan sebesar 0,32 persen. Kelompok pendidikan, rekreasi dan‎ olahraga sebesar 0,05 persen. Dan yang tertinggi kelompok transportasi, komunikasi, jasa keuangan sebesar 1,12 persen.
Advertisement
Sedangkan kelompok pengeluaran yang menyumbang deflasi yaitu kelompok sandang sebesar 0,46 persen. ‎"Penyumbang inflasi paling besar dari tarif angkutan udara karena banyak long weekend," ujar dia di kantor BPS, Jakarta, Selasa (3/1/2017).
Suhariyanto menjelaskan, secara spesifik beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Desember antara lain, tarif angkutan udara, telur ayam ras, ikan segar, tarif pulsa ponsel, cabai rawit, daging ayam ras, bensin, rokok kretek filter, beras, ikan diawetkan, kacang panjang, kol putih atau kubis.
Kemudian jeruk, ‎melon, bawang putih, ayam goreng, kue kering berminyak, rokok kretek, tarif sewa rumah, tarif listrik, dan tarif kereta api. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain cabai merah, bawang merah, emas perhiasan dan tomat sayur.